Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membedakan Nyeri Dada karena Sakit Jantung dan Asam Lambung

Kompas.com - 30/09/2021, 16:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak sedikit orang yang menganggap remeh nyeri dada, dengan menganggapnya hanya masalah sakit asam lambung. Padahal, gejala tersebut juga berisiko pertanda serangan jantung.

Lantas, apa perbedaan nyeri dada akibat serangan jantung dengan nyeri dada akibat asam lambung?

Menjawab persoalan itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Primaya Hospital Makassar, dr Bambang Budiono SpJP, FIHA, FAPSIC, FSCAI, berkata bahwa benar nyeri dada bisa menjadi indikasi adanya sakit asam lambung dan serangan jantung.

Heartburn, angina dan serangan jantung bisa terasa sangat mirip. Bahkan, dokter yang berpengalaman pun tidak selalu dapat membedakannya hanya dari riwayat kesehatan Anda dan pemeriksaan fisik.

Baca juga: Jangan Disepelekan, Kenali Nyeri Dada Akibat Penyakit Jantung

1. Serangan jantung

Dalam webinar edukasi Primaya Hospital bertajuk Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah, Rabu (29/9/2021), Bambang menjelaskan bahwa pada penyakit jantung, nyeri dada timbul akibat adanya gangguan keseimbangan supply (kebutuhan) dan demand (ketersediaan) oksigen atau aliran darah.

Hal ini menimbulkan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat. Produksi asam laktat berlebih pada sel-sel otot jantung inilah dapat mencetuskan rasa nyeri dada.

Nyeri dada akibat penyakit jantung yang khas biasanya disebut angina pektoris stabil. Rasanya berbeda dengan serangan jantung atau angina khas infark.

Angina khas infark atau serangan jantung ditandai dengan nyeri dada hebat disertai keluarnya keringat dingin dan berlangsung terus menerus hingga lebih dari 20 menit.

Sementara itu, nyeri dada angina pektoris stabil memiliki ciri khas dicetuskan oleh aktivitas fisik, serta dapat diredakan dengan istirahat. Namun, nyeri tersebut dapat terasa menjalar hingga ke rahang, bahu atau lengan.

“Nyeri dada pada angina (pektoris stabil) tidak memiliki lokasi spesifik, bisa di dada kiri atau kanan, sekitar lambung, bahkan bisa juga dirasakan di punggung sehingga tidak dapat ditentukan dengan telunjuk terkait lokasi bagian tubuh yang mengalami nyeri dada,” jelasnya.

Selain nyeri dada, penyakit jantung koroner juga dapat menimbulkan keluhan seperti terasa tertekan benda berat atau sesak bila beraktivitas.

Baca juga: 3 Nyeri Dada yang Bukan Gejala Serangan Jantung

Keluhan ini terjadi terutama pada penderita diabetes melitus dan usia lanjut di mana sudah muncul neuropati atau gangguan fungsi pada sistem saraf, termasuk yang memberi sensasi rasa sakit.

Adapun gejala potensi jantung lain yang wajib diketahui bisa berupa sesak dan cepat lelah bila beraktivitas, gangguan irama jantung, syncope (pingsan) dan berbagai gejala lainnya. 

Bambang menjelaskan, nyeri pada lambung bisa menjadi salah satu tanda dari angina dan bisa disertai muntah atau mual.

Terutama jika terjadinya sumbatan pada pembuluh darah arteri koroner kanan sehingga sering terjadi misdiagnosis karena dianggap sakit maag.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com