Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Perubahan Iklim Membuat Manusia Punah?

Kompas.com - 30/09/2021, 13:02 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan terus memperingatkan, mengabaikan perubahan iklim dapat berdampak pada penderitaan yang tak terhitung bagi umat manusia.

Beberapa yang terlihat adalah suhu yang makin memanas, badai yang lebih kuat, banjir yang semakin intensif, dan musim kebakaran yang lebih lama dan lebih parah.

Lalu muncul pertanyaan baru: jika keadaan itu menjadi jauh lebih buruk, dapatkah perubahan iklim membuat manusia punah?

Baca juga: Menakar Korelasi Perubahan Iklim dan Lingkungan terhadap Ekonomi Biru

Untuk hal itu ada optimisme dari Michael Mann, profesor terkemuka ilmu atmosfer di Penn State. Ia menyebut bahwa perubahan iklim tak mungkin menyebabkan kepunahan manusia.

"Tak ada bukti skenario, perubahan iklim yang akan membuat manusia punah," katanya, seperti dikutip dari Live Science, Rabu (29/9/2021).

Meski begitu ada kemungkinan bahwa perubahan iklim masih tetap akan mengancam kehidupan ratusan juta orang, seperti menyebabkan kelangkaan makanan dan air, yang berpotensi memicu keruntuhan masyarakat dan memicu konflik global.

Pemanasan planet ini berdampak negatif pada produksi pangan, termasuk meningkatkan defisit air yang dapat mengurangi panen.

Hal tersebut menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Climatic Change bisa meningkatkan kematian manusia dan mendorong kerugian ekonomi serta ketidaksatabilan sosial-politik.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Luke Kemp, peneliti dari Pusat Studi Risiko Eksistensial di Universitas Cambridge di Inggris.

Ia menyebut skenario yang perlu dipertimbangkan adalah konflik yang didorong oleh perubahan iklim.

Kemp menjelaskan bahwa di masa depan, kelangkaan sumber daya yang berkurang karena perubahan iklim berpotensi menciptakan kondisi perang yang mengancam umat manusia.

Dengan kata lain, dampak perubahan iklim mungkin tak secara langsung menyebabkan manusia punah, tetapi dapat memicu peristiwa yang secara serius membayakan kehidupan manusia.

Ambil contoh saja, studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances tahun 2019 lalu menemukan bahwa konflik nuklir antara India dan Pakistan, dapat membunuh 50 juta hingga 125 juta orang di kedua negera itu.

"Ada alasan untuk khawatir bahwa ketika sumber daya air mengering dan kelangkaan menjadi lebih buruk dan kondisi umum kehidupan saat ini menjadi jauh lebih buruk, lalu tiba-tiba, ancaman potensi perang nuklir menjadi jauh lebih tinggi," kata Kemp.

Baca juga: Sudah Terjadi, Ini Tanda Terjadinya Perubahan Iklim

Meski begitu tetap ada harapan dari semua gambaran penderitaan umat manusia itu. Para ahli mengatakan belum terlambat untuk menghindari skenario terburuk tersebut dengan secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Jika kita berani bertindak sekarang, kita dapat menghindari dampak buruk itu," tegas Mann.

Jadi apakah Homo sapiens ini akan menggunakan berbagai sumber daya dan kecerdasannya untuk menghadapi problem ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com