Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Pfizer untuk Anak Lebih Kecil, Apakah Dosis Vaksin Sama dengan Orang Dewasa?

Kompas.com - 25/09/2021, 09:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN


KOMPAS.com - Vaksin Pfizer untuk anak lebih kecil antara 5 tahun sampai 11 tahun, hasil uji yang dilakukan menunjukkan vaksin Covid-19 ini aman untuk kelompok tersebut.

Saat ini, perusahaan farmasi ini sedang mendiskusikan temuan tersebut dengan badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) untuk izin penggunaan darurat.

Dilansir dari CNN, Jumat (24/9/2021), mantan komisaris FDA yang juga di dewan Pfizer, Dr. Scott Gottlieb mengatakan bahwa anak-anak usia 5 tahun dan lebih tua bisa mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pada akhir Oktober mendatang.

Akan tetapi, vaksin Covid-19 untuk anak pada kelompok usia tersebut tentu akan berbeda dengan suntikan vaksin yang diberikan pada remaja dan orang dewasa, khususnya dalam hal dosis.

Dosis vaksin Pfizer untuk anak

Lantas, apakah dosis vaksin Covid-19 untuk anak 5 tahun sampai 11 tahun sama dengan orang dewasa?

Tentunya, terkait dosis vaksin Covid-19 yang diberikan pada anak usia 5-11 tahun atau kelompok anak yang lebih kecil ini akan berbeda dengan dosis vaksin pada orang dewasa.

Baca juga: Kabar Baik, Vaksin Pfizer untuk Anak 5 Tahun Aman dan Beri Perlindungan

 

Dalam uji klinis yang dilakukan Pfizer terhadap vaksinnya pada kelompok anak usia 5 hingga 11 tahun, menunjukkan, ternyata anak-anak memiliki respons imun yang kuat, bahkan pada dosis vaksin Pfizer yang lebih rendah.

Jadi, anak-anak di bawah usia 12 tahun, hampir pasti akan mendapatkan dosis vaksin Pfizer sebanyak 10 mikrogram, dibandingkan pada dosis vaksin orang dewasa yang diberikan sekitar 30 mikrogram.

Faktanya, menurut Dr. Robert Frenck, yang memimpin uji coba vaksin di Rumah Sakit Anak Cincinnati, kebanyakan orang dewasa juga bisa bertahan dengan dosis yang lebih rendah.

"Kami melihat 10 mikrogram, 20 mikrogram dan 30 mikrogram pada orang dewasa. Kami menemukan pada usia 18 hingga 55 tahun, dosis 10 mikrogram memberikan respons imun yang sangat baik," kata Frenck.

Akan tetapi, lanjut Frenck, pada orang berusia 65 tahun ke atas, mereka tidak merespon dengan baik terhadap dosis vaksin Pfizer yang lebih rendah.

"Itulah mengapa kami memilih dosis (vaksin Pfizer) 30 mikrogram itu untuk rentang usia dewasa dari 18 tahun ke atas," imbuhnya.

Baca juga: Vaksin Pfizer 100 Persen Efektif Cegah Covid-19 pada Anak Berusia 12 hingga 15 Tahun

Ilustrasi vaksinasi Covid-19 untuk anak remaja. Kemenkes izinkan penggunaan vaksin Pfizer untuk anak remaja di Indonesia.SHUTTERSTOCK/anyaivanova Ilustrasi vaksinasi Covid-19 untuk anak remaja. Kemenkes izinkan penggunaan vaksin Pfizer untuk anak remaja di Indonesia.

Frenck mengatakan tidak ada waktu, atau alasan apa pun, untuk menyempurnakan dosis vaksin yang dikembangkan sejak tahun lalu.

"Selama pandemi, kami ingin segera mengeluarkan vaksin," katanya kepada CNN.

Bahkan pada anak-anak yang lebih besar, tidak akan ketinggalan jika mereka mendapatkan dosis vaksin yang lebih kecil.

"Dugaan saya adalah jika kami memberi anak berusia 12 tahun dosis 10 mikrogram, mereka masih akan memiliki respons imun yang sama dengan dosis 30 mikrogram, tetapi kami tidak memiliki data untuk itu," kata Frenck.

Sementara itu, uji vaksin anak berbasis mRNA yang dikembangkan Pfizer bersama BioNTech ini juga sedang dilakukan pada anak di bawah usia 5 tahun.

Dokter sedang menguji dosis vaksin Pfizer untuk anak yang lebih muda, dengan dosis sebesar 3 mikrogram.

Baca juga: 11 Syarat Vaksin Covid-19 untuk Anak 12 Tahun Ke Atas

 

Dosis vaksin rendah minimalkan efek samping

Para peneliti mengatakan bahwa dosis vaksin anak yang lebih rendah, diberikan untuk meminimalisir atau mengurangi risiko efek samping.

Frenck mengatakan bahwa sejauh ini, vaksin Pfizer masih tampak sangat aman pada anak-anak. Efek samping vaksin Covid-19 yang ditemukan pada anak, sejauh ini juga sama dengan yang dialami oleh orang dewasa.

"Jadi yang paling umum adalah rasa sakit di tempat suntikan. Juga sakit kepala, dan mungkin kelelahan," kata Frenck.

Selain itu, efek samping vaksin Pfizer pada anak juga menunjukkan gejala ringan seperti demam dan menggigil tidak biasa, yang dialami sekitar 10 persen sampai 11 persen anak-anak.

Baca juga: Hasil Uji Coba Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun dari Berbagai Negara

Ilustrasi vaksin Sinovac diizinkan BPOM untuk digunakan dalam vaksinasi anak di Indonesia, yakni pada kelompok anak usia 12-17 tahun. Hasil uji klinis awal di China menunjukkan, suntikan penguat dosis ketiga vaksin Covid-19 memberikan peningkatan antibodi hingga 10 kali lipat pada anak dalam waktu seminggu.SHUTTERSTOCK/Tatevosian Yana Ilustrasi vaksin Sinovac diizinkan BPOM untuk digunakan dalam vaksinasi anak di Indonesia, yakni pada kelompok anak usia 12-17 tahun. Hasil uji klinis awal di China menunjukkan, suntikan penguat dosis ketiga vaksin Covid-19 memberikan peningkatan antibodi hingga 10 kali lipat pada anak dalam waktu seminggu.

Efek samping vaksin Covid-19 tersebut pada anak, disebut mirip dengan yang dialami oleh orang dewasa, atau identik dengan orang dewasa, efek sampingnya berlangsung satu atau dua hari dan kemudian orang-orang kembali normal.

Tak dipungkiri bahwa banyak orang tua yang mungkin khawatir tentang laporan peradangan jantung langka yang disebut miokarditis, yang telah terlihat pada vaksin Moderna dan Pfizer.

"Jadi miokarditis, kita telah melihat bahwa sebagai efek samping yang langka telah dikaitkan dengan sepertinya dosis kedua dari vaksin Moderna atau Pfizer," kata Frenck.

Artinya langka, Frenck menjelaskan bahwa kemungkinannya beberapa per 100.000, jadi masih seperti kemungkinan 99,999 persen bahwa efek samping tidak akan terjadi.

Baca juga: Kenapa Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun Belum Ada?

 

"Hampir semua pada remaja laki-laki, dan sudah ringan diobati dengan Motrin (ibuprofen), dan mereka sudah membaik," jelas Frenck.

Sementara itu, Frenck mencatat bahwa satu-satunya dua efek samping yang tidak muncul dalam uji klinis adalah kejadian miokarditis yang jarang terjadi yang mudah diobati.

Selain itu, kejadian pembekuan darah yang terlihat di antara sebagian besar wanita yang lebih tua yang mendapat vaksin Johnson & Johnson atau AstraZeneca.

"Di luar uji klinis sekarang, kami telah memberikan ratusan juta dosis vaksin kepada orang dewasa dan remaja di seluruh negeri," kata Frenck.

Baca juga: Vaksin Pfizer untuk Anak Remaja di Indonesia, Ini Efikasi dan Efektivitasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com