Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Riset Terbaru Covid-19, Salah Satunya Varian Alpha Sebarkan Lebih Banyak Virus di Udara

Kompas.com - 23/09/2021, 13:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Artikel berikut ini adalah tiga ringkasan dari beberapa penelitian terbaru Covid-19. Mulai dari Covid-19 parah yang dapat memicu kondisi autoimun hingga temuan varian baru yang menyebabkan lebih banyak virus di udara.

Untuk diketahui, penelitian berikut masih memerlukan studi lebih lanjut untuk menguatkan temuan dan yang belum disertifikasi oleh peer review.

Berikut rangkuman 3 penelitian terbaru, dilansir dari Reuters, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Video Viral Satpol PP Tanya Barcode PeduliLindungi di Minimarket Bekasi, Ahli: Improvisasi di Daerah yang Berlebihan

Rangkuman riset Covid-19 terbaru

Covid-19 yang parah dapat memicu kondisi autoimun

Temuan baru menunjukkan, kondisi Covid-19 yang parah dapat mengelabui sistem kekebalan untuk memproduksi apa yang disebut autoantibodi yang berpotensi menyerang jaringan sehat dan menyebabkan penyakit inflamasi.

Hal ini ditulis peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Nature Communications.

Mereka menemukan autoantibodi dalam sampel darah dari sekitar 50 persen dari 147 pasien Covid-19 yang mereka pelajari, dan kurang dari 15 persen dari 41 sukarelawan sehat.

Untuk 48 pasien Covid-19, para peneliti memiliki sampel darah yang diambil pada hari yang berbeda, termasuk hari masuk rumah sakit, yang memungkinkan mereka untuk melacak perkembangan autoantibodi.

"Dalam seminggu, sekitar 20 persen dari pasien ini telah mengembangkan antibodi baru untuk jaringan mereka sendiri yang tidak ada pada hari mereka dirawat," kata pemimpin studi Dr. Paul Utz dari Universitas Stanford dalam rilis berita.

Dia mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

“Anda tidak bisa tahu, ketika Anda mendapatkan Covid-19 apakah itu akan menjadi kasus ringan atau berat,” katanya.

"Jika Anda mendapatkan kasus berat, itu akan membuat diri Anda menghadapi masalah seumur hidup karena virus dapat memicu autoimunitas," katanya.

"Kami belum mempelajari pasien cukup lama untuk mengetahui apakah autoantibodi ini masih ada satu atau dua tahun kemudian," tambahnya, tetapi mencatat bahwa mengembangkan penyakit autoimun adalah suatu kemungkinan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com