Sementara itu, fenomena gelombang atmosfer tersebut adalah Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombamg Rossby Ekuatorial yang aktif di sekitar wilayah tengah dan timur Indonesia, Gelombang Kelvin yang aktif di sekitar wilayah Jawa dan Kalimantan.
“Kondisi dinamika atmosfer skala lokal yang tidak stabil dengan konvektivitas yang cukup tinggi serta didukung dengan adanya kondisi dinamika atmosfer skala regional yang cukup aktif berkontribusi pada pembentukan awan hujan, menjadi faktor pemicu cuaca ekstrem tersebut,” jelas Guswanto.
Sehingga, sepekan kedepan, kata Guswanto, hampir sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir atau angin kencang.
Daftar wilayah mengalami hujan lebat hingga angin kencang, yakni;
Baca juga: Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Yogyakarta hingga Kalimantan Tengah
Dengan begitu, Guswanto mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mewaspadai cuaca ekstrem selama musim pancaroba.
Hal tersebut guna menghindari risiko korban jiwa akibat cuaca ekstrem. BMKG sendiri, kata dia, terus memperbaharui informasi mengenai cuaca yang bisa diakses seluruh masyarakat melakui aplikasi InfoBMKG.
“Saat angin kencang, bagi pengendara lebih baik menepi dulu untuk menghindari risiko pohon atau baliho tumbang," tegasnya.
Selain itu potensi hujan lebat dan angin kencang, bagi para nelayan juga waspada gelombang tinggi. Jangan memaksakan melaut jika cuaca sedang buruk.
Baca juga: Libur Lebaran Waspada Hujan Lebat Dampak Cuaca Ekstrem, Ini Daftar Wilayahnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.