KOMPAS.com - Emfisema adalah kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas atau napas menjadi pendek. Kantung udara di paru-paru rusak sehingga dinding kantung udara menjadi rapuh dan robek. Hal ini menyebabkan pembesaran kantung udara di paru-paru.
Efek yang timbul adalah menurunkan luas permukaan kantung udara atau alveolus sebagai tempat pertukaran udara. Ini akan membuat oksigen yang masuk ke dalam pembuluh darah menjadi lebih sedikit.
Selain itu, alveolus yang rusak tidak bisa bekerja dengan optimal. Sehingga, karbon dioksida terperangkap di dalam alveolus. Ini akan menyebabkan tidak ada ruang yang cukup untuk oksigen masuk ke dalamnya.
Sebagian besar orang yang memiliki emfisema adalah orang yang memiliki bronkitis kronis. Bronkitis kronis adalah radang yang terjadi pada tuba atau saluran yang membawa udara ke alveolus. Orang yang menderita penyakit ini biasanya memiliki gejala batuk yang persisten.
Selain itu, emfisema juga biasanya merupakan bagian dari kondisi penyakit obstruktif paru kronis (COPD). Kondisi ini disebabkan oleh kebiasaan merokok. Perawatan bisa memperlambat kondisi ini namun tidak bisa menyembuhkan bagian paru-paru yang sudah rusak.
Baca juga: Mengenal Penyebab TBC, Penyakit yang Menyerang Paru
Gejala emfisema adalah napas pendek. Biasanya orang tidak terlalu mengambil pusing gejala ini. Sebagian besar menganggap ini hanya kelelahan yang bisa dihilangkan dengan mengurangi aktivitas. Ketika seseorang mulai terganggu aktivitas hariannya, biasanya kerusakan sudah meluas dan parah.
Selain itu, gejala lainnya adalah batuk berdahak dan bersin, kecemasan, mudah lelah, hingga gangguan tidur.
Jika Anda mengalami napas pendek hingga kesulitan menaiki tangga atau bibir dan kuku jari mudah menjadi biru, segera periksakan diri ke dokter.
Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, berikut adalah penyebab utama emfisema:
Merokok, ini merupakan penyebab utama
Sering terpapar polusi udara dan debu, baik di jalan atau di tempat kerja
Penyakit turunan yang sangat jarang terjadi yang disebut alpha 1-antitrypsin deficiency
Untuk mendiagnosis penyakit ini, ada beberapa tes yang harus dilakukan untuk menentukan derajat penyakitnya.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Perokok Pasif Juga Berisiko Terkena Kanker Paru
Beberapa upaya pengobatan yang bisa diberikan kepada pasien, antara lain: