Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Asal-usul Bulan Biru yang Menghiasi Langit Indonesia Malam Ini

Kompas.com - 22/08/2021, 18:39 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Malam ini, Minggu (22/8/2021), sejak pukul 19.01 WIB, fenomena Bulan Biru atau Blue Moon akan menghiasi langit Indonesia.

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang mengatakan, fenomena Bulan Biru hari ini merupakan kategori Bulan Biru Musiman.

Namun, secara umum sebenarnya ada dua definisi dan asal-usul yang berbeda mengenai Bulan Biru yang terjadi secara astronomi tersebut. Pertama adalah Bulan Biru Musiman yang terjadi malam nanti. 

Baca juga: Bagaimana Fenomena Bulan Biru Bisa Terjadi? Ini Penjelasan Lapan

Dan yang kedua adalah Bulan Biru Bulanan yang hampir terjadi setiap rata-rata lunasi sebesar 29,53 hari. Berikut fakta asal-usul Bulan Biru atau Blue Moon menurut penjabaran Andi.

Asal-usul Bulan Biru Musiman

Bulan Biru Musiman adalah Bulan Purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang didalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama. 

Di dalam Almanak Petani Maine yang saat ini sudah tidak dipakai lagi, kemunculan purnama ke-13 dalam satu tahun dapat mengacaukan Peringatan Hari Besar Kristen, seperti Prapaskah dan Paskah, yang menggunakan Bulan Purnama untuk penentuannya.

"Angka 13 dianggap sebagai angka sial, dan juga, kesulitan perhitungan terjadinya Bulan Purnama menyebabkan Bulan Purnama tambahan ini kemudian dinamakan sebagai Bulan Biru," kata Andi kepada Kompas.com, Rabu (18/8/2021).

Sementara itu, di dalam bulan Parapaskah (Month of Lent), terjadi Bulan Purnama Prapaskah (Lenten Full Moon) yang merupakan Bulan Purnama terakhir di musim dingin (belahan utara).

Sebulan setelahnya, yakni Bulan Purnama Paskah (Easter Full Moon atau Paschal Full Moon) merupakan Bulan Purnama pertama di musim semi (belahan utara).

"Bulan Purnama ketiga yang dinamai sebagai Bulan Biru dapat memastikan jatuhnya Prapaskah dan Paskah sudah sesuai dengan fase Bulan yang tepat, sehingga peringatan hari besar lainnya  juga akan jatuh di waktu yang tepat," jelasnya.

Bulan Biru Musiman terjadi sedikit lebih jarang daripada Bulan Biru bulanan—dalam 1100 tahun antara 1550 dan 2650, ada 408 Bulan Biru Musiman dan 456 Bulan Biru Bulanan. 

Dengan demikian, baik musiman maupun bulanan, Bulan Biru terjadi kira-kira setiap dua atau tiga tahun.

Baca juga: Fenomena Bulan Biru di Langit Indonesia, Catat Tanggalnya

IlustrasiFunMozar Ilustrasi

Bulan Biru Musiman terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016. 

Fenomena ini akan terjadi kembali pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.

Asal-usul Bulan Biru Bulanan

Berbeda dengan asal-usul Bulan Biru Musiman, Andi berkata, Bulan Biru bulanan lebih populer didefinisikan sebagai Bulan Purnama kedua dalam salah satu bulan kalender Masehi.

Hal ini disebabkan oleh penafsiran yang pada mulanya dibuat oleh seorang astronom amatir, James James Hugh Pruett (1886–1955) dalam majalah Sky & Telescope edisi 1946. 

Menurut Andi, kesalahan inilah yang akhirnya tersebar sebagai fakta. 

"Hari ini, definisi ini dianggap sebagai definisi kedua Bulan Biru, alih-alih menganggapnya sebagai suatu kesalahan," tuturnya.

Baca juga: Apa Itu Gerhana Bulan dan Bagaimana Proses Terjadinya?

Bulan Biru Bulanan dapat terjadi jika Bulan Purnama terjadi di sekitar awal bulan Masehi. 

Hal ini dikarenakan rata-rata lunasi sebesar 29,53 hari; lebih pendek dibandingkan dengan 11 bulan dalam kalender Masehi.

Bulan Biru Bulanan juga terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya penah terjadi pada 31 Juli 2015 dan 31 Januari 2018. 

Fenomena ini akan terjadi kembali pada 31 Agustus 2023 dan 31 Mei 2026 mendatang.

Namun, bisakah Bulan Biru musiman dan bulanan dapat terjadi bersamaan?

Bulan Biru musiman dan bulanan juga terkadang dapat terjadi di tahun yang sama. 

Dalam rentang waktu tahun 1550 hingga 2650, telah terjadi 20 kali Bulan Biru musiman sekaligus Bulan Biru bulanan di tahun yang sama. 

Fenomena ini terjadi terakhir kali pada tahun 1934 dan akan terjadi berikutnya pada tahun 2048.

Dalam periode yang sama, telah terjadi 21 kali Bulan Biru musiman dan dua Bulan Biru bulanan di tahun yang sama. 

Fenomena ini terjadi terakhir kali pada tahun 1961 dan akan terjadi berikutnya pada tahun 2143.

Bulan Biru musiman yang terjadi dua kali dalam setahun adalah hal yang mustahil, hal ini karena membutuhkan 14 Bulan Purnama di tahun yang sama.

Baca juga: Bulan Purnama dan Pasang Surut Air Laut, Apa Hubungannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com