Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2021, 18:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Bersama dengan lebah, semut merupakan serangga yang termasuk dalam ordo Hymenoptera.

Semut telah berevolusi sekitar 140 juta tahun yang lalu dari serangga yang mirip lebaih. Adapun spesies semut yang teridentifikasi saat ini berjumlah 12.500 spesies.

Serangga berukuran kecil ini termasuk serangga teritorial yang mempertahankan dirinya dengan cara mengigit atau menyengat.

Beberapa jenis semut memiliki gigitan yang mematikan hingga masuk dalam jajaran semut paling berbahaya di dunia.

Dilansir dari World Atlas, 15 Agustus 2019, berikut adalah 7 jenis semut paling mematikan di dunia.

Baca juga: Untuk Jadi Ratu, Semut Ini Kecilkan Otak dan Besarkan Ovarium

1. Semut Bulldog

Guinness World telah mencatat semut bulldog sebagai semut paling mematikan di dunia. Semut bulldog atau myrmecia ini banyak ditemukan di Australia.

Ukuran semut bulldog sangat besar. Semut dengan 93 spesies ini memiliki rahang panjang yang ramping, mata yang besar, dan sengatan yang beracun.

Sebagian besar spesies semut bulldog berwarna oranye terang atau merah di bagian perut atau kepalanya.

Dinobatkan sebagai semut paling berbahaya, sejak tahun 1988, semut bulldog telah menyebabkan tiga kematian.

2. Semut peluru

Paraponera clavata atau semut peluru memiliki sengatan yang nilainya berada di puncak indeks rasa sakit akibat sengatan.

Banyak yang membandingkan sengatan semut peluru dengan ditembak sehingga jenis semut yang satu ini dinamai semut peluru.

Baca juga: Tak Mau Tulari Penyakit, Semut Terinfeksi Jauhi Kawannya yang Sehat

Sengatan semut peluru menyebabkan gelombang rasa sakit yang berdenyut dan terbakar selama 24 jam.

Meski tidak termasuk semut yang agresif, semut yang tersebar di seluruh Amerika Selatan dan Tengah ini bisa ganas saat mempertahankan sarangnya.

3. Semut tentara

Semut tentara merupakan jenis semut predator agresif yang berbahaya bagi manusia. Semut ini cenderung bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain karena tidak memiliki sarang permanen.

Biasanya, semut tentara mengirim kelompok pengumpul tanpa pemimpin yang akan menyerbu mangsa mereka. Seluruh koloni semut tentara dapat memakan lebih dari 500.000 hewan mangsa per hari.

4. Semut api

Semut api merupakan nama untuk lebih dari 200 spesies semut yang termasuk dalam genus Solenopsis.

Semut api dikenal karena sengatannya yang sangat menyakitkan. Sengatannya mengakibatkan sensasi terbakar dan gatal-gatal.

Baca juga: Lindungi Tubuhnya dari Kuman, Semut Jilat Pantat Sendiri

5. Semut Florida

Semut Florida tergolong genus Pogonomyrmex yang berasal dari gurun di Amerika Selatan, Tengah, dan Utara.

Semut Florida dikenal senang mengumpulkan benih untuk makanan. Meski tidak agresif, semut Florida bisa menyengat dan sengatannya terasa sangat sakit.

Rasa sakit akibat sengatan semut Florida bisa berlangsung sangat lama dengan pembengkakan karena adanya racun yang menyebar melalui saluran getah benting.

6. Semut pohon hijau

Semut pohon hijau atau semut rangrang merupakan jenis semut yang banyak di temukan di Asia Tropis dan Australia.

Semut pohon hijau membangun koloni dengan lebih dari 500.000 semut. Mereka tidak menyengat, namun gigitannya sangat menyakitkan.

Baca juga: Dulu Semut Punya Sayap, ke Mana Hilangnya?

7. Semut kuda poni

Semut kuda poni merupakan salah satu semut paling mematikan yang umum ditemui di Australia.

Semut ini memiliki sengatan yang sangat kuat dan terasa sangat menyakitkan. Sengatan semut kuda poni memiliki racun yang cukup untuk menyebabkan syok anafilaksis pada orang yang sensitif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com