Jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
"Kalau tes kadar vitamin D yang dilakukan dengan tes darah Anda normal, ya tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen," kata Prof. Zubairi.
Ini karena sebenarnya kita sudah memiliki "calon vitamin D" yang ada di bawah kulit.
Selain itu, kita sebagai orang Indonesia punya keuntungan mendapat sinar matahari cukup sepanjang tahun yang dapat mengaktifkan calon vitamin D tersebut.
"Sehingga, kalau tubuh kita terpapar sinar matahari sedikit saja, maka hal itu sudah mencukupi kebutuhan vitamin D," ujar Zubairi.
"Maka, sekali lagi. Tidak perlu suplemen yang berlebihan. Ya, namanya suplemen, kan sebetulnya tidak diperlukan. Bisa juga didapat dari susu atau kuning telur."
Hal yang perlu digarisbawahi adalah hindari konsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi, apalagi melebihi 4 ribu IU per hari.
Konsumsi vitamin D dosis tinggi berisiko menyebabkan gangguan kesehatan. Bahkan risiko jangka panjangnya berisiko besar merusak ginjal.
Lalu, apa gejala keracunan akibat dosis suplemen vitamin D yang berlebihan?
Prof Zubairi mengatakan, umumnya gejala yang muncul dari keracunan dosis suplemen vitamin D adalah muntah, mual, sakit perut, atau sariawan.
Diberitakan Kompas.com pada 14 Juli 2021, keracunan vitamin D dapat terjadi ketika kadar darah meningkat di atas 150 ng/ml.