Oleh: Teguh Haryo Sasongko
Sulit untuk menentukan validitas dari banyaknya informasi yang tersebar pada masa pandemi. Namun ada sebuah organisasi global nirlaba yang berisi para saintis, praktisi kesehatan, kelompok masyarakat konsumen kesehatan dan para pembuat kebijakan yang menjawab masalah itu.
The Cochrane Collaboration (Cochrane) secara aktif menghasilkan bukti-bukti ilmiah kesehatan dengan metode yang secara internasional diakui validitasnya.
Cochrane menjadi sumber rujukan tepercaya untuk berbagai pertanyaan. Misalnya, obat apa yang efektif dan aman untuk pasien COVID-19? Apa intervensi kesehatan masyarakat yang efektif?
Baca juga: Penularan Sangat Tinggi, WHO Desak Indonesia Perketat dan Perluas PPKM
Sekitar 90% petunjuk resmi yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merujuk kepada bukti bukti ilmiah yang dihasilkan oleh Cochrane.
WHO dan Cochrane telah menjalin kemitraan resmi sejak 2011 dalam upaya menyajikan petunjuk-petunjuk medis, informasi kesehatan masyarakat dan rekomendasi kebijakan kesehatan yang berbasis bukti.
Bukti-bukti medis dan kesehatan yang dihasilkan Cochrane ini dipublikasikan sebagai artikel ilmiah dalam Perpustakaan Cochrane melalui jurnal medis Cochrane Database of Systematic Reviews yang merupakan salah satu jurnal ilmiah kesehatan yang paling berpengaruh di dunia.
Yang unik dari Cochrane adalah setiap bukti ilmiah yang diterbitkannya selalu menyertakan ringkasan dalam bahasa sederhana yang relatif mudah dipahami orang awam tanpa latar belakang medis.
Ringkasan ini dapat diakses secara gratis oleh publik dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, di antaranya Melayu.
Dalam situasi pandemi COVID-19, Cochrane secara khusus menumpukan perhatian pada upaya untuk secepat mungkin menyajikan bukti ilmiah yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, khususnya untuk hal-hal yang diperdebatkan publik.
Beberapa contoh di antaranya melibatkan isu-isu seperti penggunaan Ivermectin, plasma konvalesen, serta suplemen vitamin D.
Pada 28 Juli 2021 Cochrane menerbitkan studinya mengenai ada atau tidaknya manfaat penggunaan Ivermectin untuk COVID-19. Studi ini menganalisis 14 laporan uji klinis yang melibatkan 1.678 pasien.
Berdasarkan studi ini, tidak ditemukan bukti atas adanya kemungkinan manfaat penggunaan Ivermectin, baik dalam hal mencegah infeksi, mencegah perburukan gejala, maupun kematian. Namun demikian, masih ada 31 uji klinis yang sedang berjalan atau belum dilaporkan, yang akan terus dianalisis pada versi studi Cochrane berikutnya.
Baca juga: Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Beraktivitas, Ini Kata WHO dan Epidemiolog