Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Satgas IDI: Vitamin D Penting, tapi Asupan yang Tinggi Berbahaya

Kompas.com - 18/08/2021, 11:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sistem imun tubuh yang baik dapat melawan infeksi virus corona. Tak heran, vitamin D sering diresepkan untuk pasien Covid-19.

Diberitakan Kompas.com pada 7 Juli 2021, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt mengatakan bahwa vitamin C, D, dan E paling sering dihubungkan dengan sistem imun.

"Vitamin D memang salah satu yang berkorelasi dengan sistem imun tubuh," kata Prof. Zullies.

Kendati baik untuk tubuh, namun Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan bahwa asupan vitamin D yang sangat tinggi bisa berbahaya untuk tubuh.

Selain itu. dia juga menyampaikan bahwa belum ada bukti ilmiah yang kuat bahwa suplemen vitamin D bermanfaat mencegah atau mengobati Covid-19.

Baca juga: 4 Efek Samping Mengonsumsi Terlalu Banyak Vitamin D

"Jadi, jangan kampanye yang berlebihan sebelum ada bukti," tulis Prof. Zubairi dalam akun twitternya @ProfesorZubairi, Selasa (17/8/2021).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menyampaikan fakta bahwa rata-rata kadar vitamin penduduk Indonesia cukup rendah, yakni 17,2 nanogram per mililiter.

Padahal, kadar normal vitamin D dalam tubuh antara 30 sampai 60 nanogram per mililiter.

Meski rata-rata kadar vitamin D penduduk Indonesia cukup rendah, kata Prof Zubairi, bukan berarti kita harus mengonsumsi suplemen vitamin D setiap hari.

"Tetaplah konsumsi sesuai kebutuhan," ungkapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com