Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Persiapan Proklamasi Kemerdekaan yang Serba Terburu-buru, dari Teks hingga Cari Mikrofon

Kompas.com - 16/08/2021, 19:01 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Lokasi pun harus berpindah. Baru tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta tiba di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda. Itu pun naskah proklamasi belum kelar.

Beberapa jam sebelum pembacaan Proklamasi Kemerdekaan itu, Soekarno masih berkutat menyelesaikan teks proklamasi.

Tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, pukul 03.00, menurut otobiografi Ahmad Subarjo, Soekarno masih menuliskan kalimat pertama sederhana berbunyi 'Kami, bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.' Kalimat itu rupanya juga masih diperdebatkan.

Baca juga: 17 Agustus, Ternyata Ada Momentum Penting Selain Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pukul 04.00, teks baru rampung diketik oleh Sayuti Melik. Isinya kemudian dibacakan dengan lantang oleh Soekarno.

Namun lagi, terjadi keributan soal siapa yang akan dicantumkan namanya dalam teks tersebut, meski akhirnya semua selesai pukul 06.00.

Semua yang ada di sana lantas berjanji berkumpul lagi pukul 10.00 untuk menyaksikan pembacaan proklamasi.

Tak hanya itu, kesaksian yang diceritakan Sudiro dalam bukunya 'Saya Sekitar 17 Agustus '45' terbitan Yayasan Idayu Jakarta menuturkan, jika pagi-pagi benar pada tanggal 17 Agustus 1945 dua orang utusan, baru mencari pinjaman mikrofon.

Tetapi kedua orang itu tak menjelaskan untuk apa mikrofon itu dipinjam. Berhubung tak ada yang memasang mikrofon, seorang bernama Sunarto diajak dan baru saat di mobil, pemuda berusia 21 tahun itu diberi tahu jika mikrofon diperlukan untuk proklamasi kemerdekaan.

Begitu pula dengan bendera Sang Saka. Fatmawati, dalam biografinya 'Catatan Kecil Bersama Bung Karno' menuliskan, kain untuk bendera sebenarnya akan ia gunakan untuk membuat baju anak.

Namun mendengar Hiroshima dan Nagasaki dibom atom, Fatmawati berinisiatif menjahit kain tersebut untuk bendera pusaka yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan.

Begitulah kisah di balik proklamasi kemerdekaan Indonesia. Meski dibalut dengan pelaksananaan yang terburu-buru, proklamasi tetap bisa berlangsung saat itu dan mengantarkan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

Baca juga: 75 Tahun Kemerdekaan RI, Masyarakat Adat Masih Berjuang untuk Kesetaraan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com