Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Booster Covid-19 Berbeda Merk, Bagaimana Efektivitasnya?

Kompas.com - 15/08/2021, 18:45 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comVaksin booster Covid-19 tengah menjadi perbincangan di berbagai negara. Walaupun data studi yang menunjang masih minim, namun vaksin booster telah diberikat di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Uniknya, booster yang digunakan berbeda dari dosis pertama dan kedua yang digunakan. Booster ketiga menggunakan vaksin mRNA. Sedangkan vaksin pertama dan kedua di Indonesia sebagian besar adalah Sinovac yang merupaka vaksin inaktivasi.

Vaksin booster di berbagai negara diberikan kepada kelompok yang rentan terkena Covid-19, seperti tenaga kesehatan dan tenaga pendukung lainnya yang bekerja di fasilitas kesehatan.

Baca juga: Vaksin Booster untuk Tenaga Kesehatan, Bagaimana Efektivitasnya?

Asal mula penggunaan vaksin booster

Selama beberapa bulan terakhir, varian delta mendominasi infeksi Covid-19 di berbagai negara. Bahkan vaksin yang telah tersedia menunjukkan efektivitas yang menurun ketika dihadapkan dengan varian delta.

Ini mendorong para peneliti mencari cara untuk membuat seseorang lebih tahan kepada varian delta ini. Ditambah, penelitian terbaru dari vaksin Sinovac menunjukkan bahwa ada penurunan antibodi setelah bulan ke-6 pasca menerima vaksin dosis kedua.

Muncullah ide untuk memberikan vaksin booster. Vaksin booster sendiri sebenarnya bukan hal yang baru. Vaksin booster doksis ketiga telah digunakan pada beberapa vaksin seperti influenza, tetanus, difteri dan DTP untuk pertusis.

Baca juga: WHO Minta Vaksin Booster di Negara Maju Ditangguhkan, Ini Alasannya

Efektivitas menggunakan vaksin booster dengan merk berbeda

Saat ini, uji klinis kombinasi vaksin sebagai vaksin booster masih dilakukan di Inggris. Sedangkan di Indonesia, vaksin Moderna dipilih menjadi vaksin booster karena vaksin dengan basis mRNA terbukti memiliki efikasi yang lebih baik untuk melindungi dari virus SARS-CoV-2.

Diharapkan ini bisa membantu meningkatkan antibodi pada kelompok rentan yang umumnya menurun setelah bulan keenam. Saat ini kelompok yang menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin booster mRNA adalah tenaga kesehatan.

Cara kombinasi vaksin inaktivasi dengan booster vaksin mRNA ternyata sudah dilakukakn sebelumnya di Uni Emirat Arab dan Bahrain, namun dengan merk yang berbeda.

Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan data yang lebih jelas mengenai efektivitasnya.

Baca juga: WHO Sebut Vaksin Booster Masih Belum Diperlukan, Ini Alasannya

Menggunakan booster vaksin inaktivasi

Dilansir dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut apakah vaksin booster dengan jenis yang sama (vaksin inaktivasi) lebih baik dari vaksin booster mRNA.

Saat ini, prioritasnya adalah memberikan vaksin ketiga bagi tenaga kesehatan dengan menggunakan vaksin Modernya yang berbasis mRNA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com