Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CDC Tunjukkan Kekuatan Vaksin Covid-19 Lindungi dari Infeksi Parah

Kompas.com - 03/08/2021, 18:10 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN


KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan data baru tentang manfaat vaksin dari vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat. Kekuatan vaksin Covid-19 terbukti melindungi mereka dari infeksi mematikan dari Covid-19.

Seperti dilansir dari CNN, Selasa (3/8/2021), lebih dari 99,99 persen orang yang telah menerima vaksinasi penuh belum dilaporkan mengalami infeksi Covid-19 yang menyebabkan mereka harus menjalani rawat inap maupun kematian karena Covid-19.

Pada 26 Juli, CDC melaporkan sebanyak 6.587 kasus Covid-19 baru, termasuk 6.239 kasus rawat inap dan 1.263 kasus kematian Covid-19.

Saat itu, ada lebih dari 163 juta orang di Amerika Serikat telah mendapat vaksinasi Covid-19 penuh.

Data CDC tentang bagaimana kekuatan vaksin Covid-19 memberi manfaat perlindungan dari penyakit parah, ini juga menyoroti apa yang ditekankan oleh para pakar kesehatan terkemuka di seluruh negeri selama berbulan-bulan.

Baca juga: CDC: Orang yang Sudah Vaksin Tetap Harus Pakai Masker di Dalam Ruangan

 

CDC menunjukkan bukti manfaat vaksin dari apa yang ditekankan oleh para pakar kesehatan di negara ini yang mengatakan bahwa kekuatan vaksin Covid-19 sangat efektif dalam mencegah infeksi penyakit serius dan kematian akibat Covid-19.

Vaksin adalah upaya terbaik bagi negara ini untuk mengendalikan pandemi dan menghindari penderitaan lebih lanjut.

Dari data 6.587 kasus Covid-19 baru, berarti bahwa kurang dari 0,004 persen orang yang divaksinasi lengkap mengalami infeksi Covid-19 yang memerlukan rawat inap dan kurang dari 0,001 persen meninggal karena infeksi tersebut.

Sebagian besar kasus baru, sekitar 74 persen, terjadi di antara orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih.

Sejak Mei, CDC telah fokus menyelidiki kasus Covid-19 yang dirawat di rumah sakit atau fatal di antara orang-orang yang telah mendapat vaksin Covid-19 secara penuh, untuk melihat efek dan kekuatan vaksin dalam memberikan perlindungan dari infeksi parah.

Baca juga: CDC: Vaksin Covid-19 Mungkin Tidak Melindungi Orang dengan Gangguan Kekebalan

Ilustrasi vaksin Pfizer berencana ajukan izin penggunaan suntikan booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 mRNA untuk melindungi dari varian Delta yang terus menyebar.SHUTTERSTOCK/Daniel Chetroni Ilustrasi vaksin Pfizer berencana ajukan izin penggunaan suntikan booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 mRNA untuk melindungi dari varian Delta yang terus menyebar.

Badan tersebut mengatakan data bergantung pada "pelaporan pasif dan sukarela" dan merupakan "snapshot" untuk "membantu mengidentifikasi pola dan mencari sinyal di antara kasus terobosan vaksin."

Menurut CDC, sampai saat ini, tidak ada pola tak terduga yang telah diidentifikasi dalam kasus demografi atau karakteristik vaksin di antara orang-orang dengan infeksi terobosan vaksin yang dilaporkan.

Selain itu, CDC juga berbagi penelitian mingguan yang menunjukkan varian Delta menghasilkan jumlah virus yang sama pada orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi jika mereka terinfeksi.

Para pakar kesehatan terus mengatakan bahwa vaksinasi membuat orang lebih kecil kemungkinannya terkena Covid-19 sejak awal.

Akan tetapi bagi mereka yang telah divaksinasi, studi juga menemukan bahwa mereka masih memiliki kecenderungan yang sama untuk menyebarkan virus corona seperti orang yang tidak divaksinasi.

Studi itu juga meyakinkan para pemimpin CDC untuk memperbarui panduan masker badan tersebut pada hari Selasa, yang merekomendasikan agar orang yang divaksinasi penuh juga tetap memakai masker di dalam ruangan.

Baca juga: 5 Vaksin Covid-19 Digunakan di Indonesia, Mana yang Efektif Lawan Varian Delta?

 

Pedoman baru tentang penggunaan masker pada mereka yang telah divaksin yakni ketika mereka berada di daerah dengan penularan Covid-19 "substansial" dan "tinggi" untuk mencegah penyebaran varian Delta lebih lanjut.

Pedoman untuk orang yang tidak divaksinasi tetap melanjutkan penggunaan masker sampai mereka divaksinasi sepenuhnya.

Di luar kasus yang parah, analisis data resmi negara dari Kaiser Family Foundation menunjukkan kasus-kasus Covid-19 baru dalam bentuk apa pun juga sangat jarang.

Sekitar setengah dari negara bagian melaporkan data tentang kasus terobosan Covid-19, dan di masing-masing negara bagian tersebut, kurang dari 1 persen orang yang divaksinasi lengkap mengalami infeksi terobosan, mulai dari 0,01 persen di Connecticut hingga 0,9 persen di Oklahoma.

Tak hanya itu, analisis KFF juga menemukan bahwa lebih dari 90 persen kasus dan lebih dari 95 persen rawat inap dan kematian, terjadi di antara orang yang tidak divaksinasi.

Bahkan, di sebagian besar negara bagian, lebih dari 98 persen kasus Covid-19 termasuk di antara yang tidak divaksinasi.

Baca juga: Vaksin Covid-19, Bagaimana Efeknya Jika Terlambat Vaksin Kedua?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com