KOMPAS.com - Para orangtua disarankan tidak mendidik anak dengan pola asuh yang otoriter, karena dalam jangka panjang akan membuat anak yang selalu khawatir dan takut, serta kurang bahagia.
Psikolog Rumah Sakit Pondok Indah- Puri Indah, Meriyati M.Psi, Psi mengatakan, pola asuh orangtua sejak anak-anak masih kecil, bisa menuntun akan seperti apa karakteristik yang dimiliki anak di masa depan.
Pengasuhan anak merupakan hal yang menantang, bahkan pada saat keadaan baik-baik saja. Sehingga, Meriyati menekankan agar orangtua tidak mendidik anak secara otoriter.
Baca juga: Hati-hati, Pola Asuh Permisif Bisa Bikin Anak Tumbuh Jadi Manja dan Egois
"Bersikap otoriter pada anak bukanlah suatu hal yang baik untuk tumbuh kembangnya," kata Meriyati dalam diskusi daring bertauk Kesehatan Mental Anak dan Remaja di masa Pandemi, Selasa (29/6/2021).
Agar tidak berdampak pada tumbuh kembangnya di masa depan, maka orangtua harus mengetahui apa yang dimaksud dengan pola asuh otoriter.
Sebenarnya, kata Meriyati, perilaku pola asuh otoriter adalah cara orangtua memberikan kehangatan, dukungan, dan tanggung jawab kepada anak, namun orangtua cenderung menuntut anak untuk mematuhi keinginan atau aturan yang diberikan oleh orang tua, dan tanpa menjelaskan mengapa aturan tersebut diberlakukan.
Orangtua juga jarang sekali mendengar aspirasi, melihat sudut pandang anak, dan hanya memaksakan kehendak.
Selain itu, cenderung memberikan hukuman ketika anaknya melakukan suatu kesalahan.
"Gaya asuh otoriter lebih cenderung mengekang anak," jelasnya.
Umumnya, kata Meriyati, orangtua sering sekali mengucapkan kalimat yang membuat anak tidak dapat berbicara atau mengeluarkan pendapatnya.
"Biasanya orangtua yang mengasuh anak secara otoriter sering mengucapkan kalimat ini ke anak-anak mereka; 'Nurut saja', 'Apa susahnya demi kamu juga', 'Enggak usah bantah'," ujarnya.
Baca juga: Studi Harvard Buktikan, Pola Asuh Religius Baik untuk Kesehatan Mental Anak