Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Asuh Otoriter Bikin Anak Disiplin tapi Kurang Bahagia

Kompas.com - 19/07/2021, 19:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para orangtua disarankan tidak mendidik anak dengan pola asuh yang otoriter, karena dalam jangka panjang akan membuat anak yang selalu khawatir dan takut, serta kurang bahagia.

Psikolog Rumah Sakit Pondok Indah- Puri Indah, Meriyati M.Psi, Psi mengatakan, pola asuh orangtua sejak anak-anak masih kecil, bisa menuntun akan seperti apa karakteristik yang dimiliki anak di masa depan.

Pengasuhan anak merupakan hal yang menantang, bahkan pada saat keadaan baik-baik saja. Sehingga, Meriyati menekankan agar orangtua tidak mendidik anak secara otoriter.

Baca juga: Hati-hati, Pola Asuh Permisif Bisa Bikin Anak Tumbuh Jadi Manja dan Egois

"Bersikap otoriter pada anak bukanlah suatu hal yang baik untuk tumbuh kembangnya," kata Meriyati dalam diskusi daring bertauk Kesehatan Mental Anak dan Remaja di masa Pandemi, Selasa (29/6/2021).

Agar tidak berdampak pada tumbuh kembangnya di masa depan, maka orangtua harus mengetahui apa yang dimaksud dengan pola asuh otoriter.

Ciri-ciri pola asuh otoriter

Sebenarnya, kata Meriyati, perilaku pola asuh otoriter adalah cara orangtua memberikan kehangatan, dukungan, dan tanggung jawab kepada anak, namun orangtua cenderung menuntut anak untuk mematuhi keinginan atau aturan yang diberikan oleh orang tua, dan tanpa menjelaskan mengapa aturan tersebut diberlakukan.

Orangtua juga jarang sekali mendengar aspirasi, melihat sudut pandang anak, dan hanya memaksakan kehendak.

Selain itu, cenderung memberikan hukuman ketika anaknya melakukan suatu kesalahan.

"Gaya asuh otoriter lebih cenderung mengekang anak," jelasnya.

Umumnya, kata Meriyati, orangtua sering sekali mengucapkan kalimat yang membuat anak tidak dapat berbicara atau mengeluarkan pendapatnya.

"Biasanya orangtua yang mengasuh anak secara otoriter sering mengucapkan kalimat ini ke anak-anak mereka; 'Nurut saja', 'Apa susahnya demi kamu juga', 'Enggak usah bantah'," ujarnya.

Baca juga: Studi Harvard Buktikan, Pola Asuh Religius Baik untuk Kesehatan Mental Anak

Ilustrasi orangtua mengekang anak.SHUTTERSTOCK Ilustrasi orangtua mengekang anak.

Dampak bagi perkembangan anak

Setiap pola interaksi antara orangtua dan anak, meliputi bagaimana sikap atau perilaku orangtua saat berhubungan dengan anak.

Mengasuh dan berinteraksi dengan anak-anak secara otoriter, pasti akan berdampak pada perilaku ataupun sifat, serta sikap yang dimiliki anak-anak ketika dewasa kelak.

Diakui Meriyati, anak yang diasuh dengan pola asuh otoriter dapat membuat anak bertumbuh menjadi anak yang pandai dalam mengikuti sebuah aturan.

Baca juga: Tips Parenting, 3 Karakteristik Anak yang Perlu Dipahami Orangtua

Hal ini dikarenakan anak terbiasa bertumbuh di lingkungan yang menuntut, dan ini menjadi sifat yang baik.

Namun, di sisi lain, anak tidak terbiasa untuk mengeksplorasi dan bertindak secara mandiri.

"Jadi mereka jarang belajar untuk memberi sebuah batasan dan standar kepada diri sendiri, karena selama ini orangtualah yang menetapkan standarnya. Alhasil, anak-anak akan tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang relatif tidak baik," jelasnya.

Adaupun, beberapa kondisi atau perilaku yang tidak cukup baik adalah sebagai beriikut.

- Kurang bahagia

- Mudah takut

- Mudah khawatir

- Ketidakmampuan atau ketidakberanian memulai sesuatu atau mengemukakan pendapat

- Kemampuan komunikasi yang buruk

- Cenderung berperilaku agresif

- Cenderung memiliki gejala depresi

Dengan begitu, Meriyati menyarankan agar orangtua tidak terlalu menuntut apa yang menurutnya terbaik untuk anaknya.

"Usahakan dan upayakan untuk mencari tahu apa yang anak Anda inginkan, ajak anak-anak berbincang dengan nyaman, serta dukung dan berikan sudut pandang secara komprehensif terhadap suatu persoalan yang sedang dibahas bersama," kata Meriyati.

"Harus lihat sudut pandang anak, dan jangan memaksakan kehendak (orangtua) saja," tegasnya.

Baca juga: 2 Kebutuhan Anak yang Harus Dipenuhi Orangtua Selama Belajar Online

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com