Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

545 Dokter Meninggal akibat Covid-19, IDI: Beban Kerja Overload Bisa Turunkan Imunitas Nakes

Kompas.com - 18/07/2021, 20:55 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Angka kasus positif Covid-19 yang melonjak membuat status darurat kesehatan akibat Covid-19 di Indonesia dalam kondisi mengkhawatirkan.

Terkait hal tersebut, jumlah dokter meninggal dunia juga terus bertambah.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan data terbaru, bahwa per 17 Juli sebanyak 545 dokter meninggal dunia akibat Covid-19.

Hal itu disampaikan Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Mahesa Pranadipa Maikel, MH dalam konferensi pers bertajuk Update Kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Risiko mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan, Minggu (18/7/2021).

Baca juga: 4.123 Pemudik Positif Covid-19, Tim Mitigasi IDI Imbau Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Idul Fitri

“Angka kematian dokter pada bulan Juli sudah mencapai 114 dokter. Angka itu sudah lebih dari 100 persen jika dibandingkan dengan jumlah dokter yang meninggal dunia pada bulan Juni,” kata dr Mahesa.

Berdasarkan data IDI, lima wilayah dengan kematian dokter akibat Covid-19, tertinggi di Jawa Timur (110), DKI Jakarta (83) , Jawa tengah (81), Jawa Barat (76), dan Sumatera Utara (38).

Sementara lima kelompok spesialisasi, yang paling banyak menjadi korban adalah dokter umum, spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, dan spesialis bedah.

“Tidak semua dokter spesialis saat ini bisa turun ke ruang perawatan Covid-19, karena mempertimbangkan faktor risiko usia dan komorbid,” jelasnya.

Selain itu, dr Mahesa juga menyebutkan, bahwa angka kematian dokter laki-laki lebih tinggi, karena banyaknya tugas-tugas yang dikerjakan oleh dokter laki-laki.

Ia menekankan, data-data tersebut penting untuk mendapat perhatian serius, mengingat tenaga dokter adalah tulang punggung perawatan Covid-19, yang mana sangat dibutuhkan keberadaannya.

Sejauh ini, tim mitigasi PB IDI telah memberikan pedoman melalui buku Standar Perlindungan Dokter yang telah dikirim ke seluruh anggota IDI dan sebagian besar tenaga kesehatan (nakes) telah mendapatkan dua dosis suntik vaksin Covid-19.

Namun demikian, dengan jumlah pasien Covid-19 yang terus melonjak, tentu berpotensi menyebabkan overload beban kerja.

“Overload beban kerja yang terus-menerus dan dalam waktu lama bisa menyebabkan sindroma burnout, kondisi kelelahan yang dapat menurunkan imunitas teman-teman sejawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya,” jelas dr Mahesa.

Baca juga: 647 Nakes Indonesia Wafat Akibat Covid-19 Terbanyak di Asia, Ini Saran IDI

Seorang nakes di RSUD Gambiran Kota Kediri, Jawa Timur.Dok. RSUD Gambiran Seorang nakes di RSUD Gambiran Kota Kediri, Jawa Timur.

Sehingga, ditegaskan dr Mahesa, sangat penting untuk terus mengedukasi masyarakat, menerapkan disiplin protokol kesehatan, dan yang utama adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi dan menyelamatkan seluruh rakyat.

“Kami mohon seluruh komponen bangsa bekerja sama menjadikan pandemi ini pertarungan bersama. Karena, kita belum tahu lonjakan ini sampai kapan, apalagi melihat masih banyaknya masyarakat yang tidak disiplin protokol kesehatan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, berikut data kematian tenaga kesehatan lainnya per 18 Juli 2021:
- Perawat: 445 orang

- Bidan: 223 orang

- Apoteker: 42 orang

- Tenaga laboratorium: 25 orang

Baca juga: 401 Dokter Meninggal karena Covid-19, Faskes Penuh Tingkatkan Risiko Nakes Terpapar Virus

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com