Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Catatan Kaki yang Penting Dilakukan Organisasi Riset BRIN

Kompas.com - 18/07/2021, 20:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Ekosistem penelitian juga tidak banyak berubah, sehingga tidak menimbulkan banyak kegaduhan yang tidak berarti.

Gagasan alternatif kedua, yakni menambah atau mengkompromikan bentukan 2 atau 3 OR yang khusus berlabel nomenklatur baru.

Misalnya, OR Ekonomi Maju 2045 atau OR Teknologi Digital atau OR Ekonomi Hijau atau OR Perubahan Iklim.

Intinya, penambahan atau kompromi pembentukan Organisasi Riset baru dikaitkan dengan cita-cita Indonesia menjadi negara maju 2045 atau permasalahan global kini dan mendatang, yang dapat menjadikan Indonesia sebagai rujukan dunia, baik dalam pengembangan kemanfaatan ilmu pengetahuan dan Teknologi (science for science), kebijakan (science for policy) dan kemanfaatan bagi umat manusia (science for society).

 

Dengan kata lain, penetapan OR dalam BRIN tidak hanya sebatas mengakomodasi LPNK dan LPK yang ada saja, tetapi juga dilengkapi dengan OR yang berorientasi pada tantangan dunia ke depan (reinventing the wheels).

Memang diakui, dalam pembentukan/kompromi OR baru ini bukan sesuatu yang sim salabim jadi.

Baca juga: LIPI Buka Lowongan CASN, Talenta Unggul di Bidang Riset Teknologi Mineral dan Lingkungan

Pembentukan Organisasi Riset seperti ini, awalnya akan banyak memerlukan sumber daya. Besar kecilnya sumber daya dimaksud tergantung pada jenis OR yang dibangun.

Untuk OR ekonomi Maju 2045, misalnya, kebutuhan sumber dayanya relatif dapat dipenuhi dengan serta merta.

Pasalnya, Indonesia telah memiliki modalitas sumber daya baik SDM, jejaring di dalam dan luar negeri, dan pengalaman untuk berkontribusi pada level global di bidang ekonomi.

Namun, untuk OR Perubahan Iklim atau Teknologi Digital, lebih memerlukan sumber daya yang relatif lebih besar sehinga perlu waktu lama untuk menjadi kompetitif.

Analisis manfaat dan kerugian pembentukan OR ini perlu kalkukasi yang dalam dan terukur baik manfaat dan mudharatnya.

Apalagi, pemerintah memiliki dana sangat terbatas ditengah-tengah kebutuhan mengatasi pandemi Covid-19.

Pendek kata, pembentukan OR berorientasi “big things” ini, dapat belajar dari pengalaman Apple, Google, dan Amazon.

Institusi atau perusahaan ini kini menjadi besar dan mendunia berawal dari ide besar dengan kemampuan sumberdaya kecil (Big things have small beginning).

Di luar syarat-syarat perlu diatas, syarat mutlak yang harus dibenahi BRIN, yakni dalam hal manajemen dan sinergi dari seluruh stakeholders atau yang sering disebut ABG (Academicians, Business, dan Government).

Kesatuan tiga komponen ini, jangan lagi terpecah-pecah dari ekosistem penelitian dan apalagi mengikuti kemauannya sendiri-sendiri, seperti terjadi sebelumnya, sehingga kembali menimbulkan tumpang tindih penelitian, dana mubazir, tumpukan laporan penelitian, dan lain-lain.

Jika catatan kaki tersebut tidak dilakukan, kehadiran BRIN hanya berupa bongkar pasang lembaga belaka, layaknya lagu lama dengan penyanyi baru.

 

Carunia Mulya Firdausy

Deputi Menistek Bidang Dinamika Masyarakat 2005-2010 dan Profesor Riset Puslit Ekonomi-LIPI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com