Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebisingan dan Sampah Laut Ancam Populasi Mamalia Laut, Kok Bisa?

Kompas.com - 01/07/2021, 19:15 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

2. Sampah laut (marine debris)

Tidak hanya kebisingan laut atau ocean noise, faktor antropogenik selanjutnya yang mengganggu mamalia laut adalah adanya sampah laut.

Indonesia diklaim sebagai negara dengan sampah laut terbesar ke-3 di dunia. 

Sampah plastik sangat mengancam mamalia laut, karena perut mamalia laut dapat mengakumulasi sampah tersebut. 

Tidak hanya mamalia laut, sampah plastik juga mengancam penyu dan hewan laut lainnya.

“Sampah laut menjadi permasalahan yang mendesak saat ini dan perlu segera ditangani, karena memberi dampak negatif pada ekosistem laut, mamalia laut, dan kesehatan manusia,” ujar Pamuji.

Baca juga: Transplantasi Terumbu Karang dengan Pipa PVC, Bantu Kembalikan Ekosistem Laut Pulau Sangiang

Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Hendra Yusran Siry menegaskan, Indonesia telah berkomitmen mengurangi 70 persen sampah plastik yang masuk ke laut pada tahun 2025.

Untuk mencapai komitmen ini, pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut yang memuat rencana aksi strategis menangani sampah laut dari tahun 2018-2025.

KKP melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) Nomor: 79/2018 juga telah menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut 2018-2022, yang memuat strategi, kegiatan, indikator, output, lokasi, waktu, penanggungjawab dan unit kerja terkait dalam pelaksanaan upaya konservasi mamalia laut di Indonesia.

“RAN Konservasi ini diharapkan menjadi rujukan nasional dalam upaya pelestarian dan penyelamatan mamalia laut di Indonesia, sehingga pelaksanaannya lebih sistematis dan terukur, khususnya dalam mengurangi ancaman terhadap mamalia laut," jelas Hendra.

Ketua Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia, Alexander Rusli menyampaikan, bahwa Pemerintah Indonesia memiliki strategi yang sangat tepat untuk konservasi mega fauna laut yang tidak mengenal yurisdiksi dan batasan keilmuan. 

Menurutnya, kolaborasi internasional seperti tercermin dalam seminar ini adalah satu upaya KKP yang sangat didukung oleh WWF Indonesia.

“WWF Indonesia bersama berbagai mitra mendukung upaya konservasi mamalia laut ini melalui kegiatan monitoring dan penanganan satwa laut terdampar serta upaya pengurangan polusi sampah plastik di laut".

"Kami menghargai KKP yang membuka diri untuk bekerjasama di tingkat nasional dengan kami dan berbagai organisasi yang ada,” ucap Rusli.

Baca juga: 6 Hewan Penghuni Laut Dalam, Ada yang Hidup Di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com