Lima profesi tersebut adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI).
Oleh karena itu, berikut rekomendasi lima organisasi profesi dokter:
Masih seperti rekomendasi sebelumnya, 5 organisasi profesi dokter meminta agar pemerintah mengeluarkan kebijakan tegas mengenai pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat serentak, terutama di Pulau Jawa minimal 2 minggu.
Berdasarkan data kasus Covid-19 harian, kasus konfirmasi Covid-19 saat ini tidak hanya meningkat di Jakarta atau Kota-kota besar lainnya, melainkan juga meningkat di daerah-daerah termasuk wilayah-wilayah perbatasan, terutama di pulau Jawa.
Dengan begitu, pelakasanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro ataupun Makro, serta PSBB Mikro di kota-kota tertentu saja tidak akan menekan laju transmisi Covid-19 di Indonesia ini.
Baca juga: Kondisi Pandemi Covid-19 di Indonesia Mengkhawatirkan, Ini 5 Rekomendasi Organisasi Profesi Dokter
Tidak hanya mengeluarkan kebijakan PSBB ketat, implementasi atau pelaksanaannya pun harus ditegakkan dan ditnjau secara maksimal.
Dilanjutkan dengan evaluasi per dua minggu pelaksanaan, jika masih belum juga turun atau melandai angka kasus Covid-19 ini, maka PSBB ketat dan serentak ini masih harus diperpanjang.
Lima organisasi profesi meminta agar pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi untuk semua target populasi.
Tidak hanya orang dewasa, jika Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat telah dikeluarkan secara resmi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), maka penggunaan vaksinasi kepada anak dan remaja harus segera diberlakukan sesuai target.
Apabila memungkinkan, maka upayakan target vaksinasi lebih dari 2 juta per hari, dan harus diperluas tempat pelayanan vaksinasinya.
"Nanti kita tunggu pengumuman dari BPOM tentang vaksinasi pada anak usia 0-18 tahun ini. Kami (IDAI) juga telah terlibat dalam rapat dan keputusannya. Tapi tunggu pengumuman resmi dari mereka (BPOM)," kata Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K), FAAP, FRCPI(Hon) Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Meski angka kasus yang terdata semakin tajam melonjak, para ahli curiga bahwa data yang ada sekarang belum merepresentasikan kejadian pandemi Covid-19 yang utuh di Indonesia.
Hal ini dapat berkaitan dengan banyak hal, salah satunya adalah testing dan tracing.
Adib menegaskan, hal yang paling penting yang direkomendasikan saat ini adalah melakukan tracing dan testing yang masif, agar kasus ditemukan sedini mungkin, termasuk untuk anak dan remaja.
Angka positivity rate dan jumlah tracing per 1000 orang per minggu sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dijadikan kinerja setiap kepala daerah.
Kendati program vaksinasi sedang digalakkan, bukan berarti kita bisa abai terhadap protokol kesehatan.
Semua elemen masyarakat, baik yang sudah divaksin maupun belum divaksin Covid-19 harus tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik di mana pun berada.
Prof Aman mengatakan, bahwa disiplin protokol kesehatan ini juga harus diberlakukan kepada anak-anak sekalipun.
"Anak-anak juga bisa terinfeksi, dan kita (Indonesia) paling tinggi di dunia. Mereka juga bisa menularkan," kata Prof Aman.
Oleh karena itu, para ahli meminta agar masyarakat termasuk anak-anak selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan, dan menjalankan protokol kesehatan lainnya.
Serta, upayakan untuk menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.
Baca juga: Waspada Ini Gejala Covid-19 pada Anak yang Terinfeksi Varian Delta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.