Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kawah Gerbang Neraka di Kawasan Padang Pasir Turkmenistan

Kompas.com - 28/06/2021, 10:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

Sejauh ini, lubang metana yang berkobar ini menjadi salah satu tempat kunjungan turis di negara Asia Tengah tersebut, yang telah mencatat sekitar 6.000 wisatawan mancanegara per tahunnya.

"Salah satu hal yang paling mengecewakan tentang kawah ini adalah tak banyak informasi yang bisa saya dapatkan, bahkan setelah mengunjungi negara ini," kata Kourounis.

"Saya berusaha keras untuk mendapatkan laporan resmi, dokumen yang menunjukkan insiden (terbentuknya kawah tersebut), tapi nihil," imbuhnya.

Teori lain juga menyebutkan bahwa Gerbang Neraka ini muncul karena dibakar dengan suatu teknik pembakaran. Cara yang biasa dilakukan untuk menutup lubang gas alam karena surplus atau demi keamanan.

Baca juga: Pesawat Ruang Angkasa ESA Terbang di Atas Kawah Es Mars, Ini Penampakannya

 

Laporan rahasia Gerbang Neraka

Sejarawan Jeronim Perovic mengatakan bahwa misteri 'Gerbang Neraka' di Kawah Darvaza ini cukup logis.

"Kawah itu merupakan refleksi berbagai hal yang dikerjakan pada masa Soviet. Saat itu hanya keberhasilan yang dilaporkan, bukan kegagalan. Jadi bila ada orang daerah yang melakukan kesalahan, tak ada yang mau diketahui," kata Perovic.

Sementara itu, pakar mikrobiologi, Stefan Green, yang ikut dalam ekspedisi Kawah Darvaza bersama Kourounis mengatakan bahwa melepaskan metana tanpa kendali merupakan satu hal buruk, sehingga dengan membakarnya adalah satu hal yang logis.

Membakar gas akan menghasilkan karbon dioksida, namun membakar metana lebih berbahaya lagi. Praktik ini biasa dilakukan di negara-negara seperti Irak, Iran atau Amerika Serikat.

"Apapun itu, kawah itu terus terbakar. Sayangnya, masalah ini belum terungkap sampai hari ini," kata Green.

Baca juga: Jauh dari Perkiraan, Ternyata Ada Lebih dari 100.000 Kawah di Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com