Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Burung Tak Mau Hinggap di Lingkungan yang Berisik dan Terlalu Terang

Kompas.com - 14/06/2021, 12:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan, kalau burung akan menghindari untuk mencari makan di area yang terlalu bising dan terang.

Bukti tersebut ditemukan setelah penelliti menganalisis lebih dari 3,4 juta pengamatan dari 140 spesies burung yang berbeda di seluruh Amerika Serikat.

"Secara garis besar, kami baru mulai menyelami konsekuensi cahaya dan kebisingan bagi hewan. Sebagian besar penelitian berfokus pada respons satu spesies terhadap dua hal tersebut," ungkap Ashley Wilson, peneliti studi dari California Polytechic State University seperti dikutip dari Phys, Minggu (13/6/2021)

"Dengan demikian, penelitian kami yang melibatkan 140 spesies memberikan penilaian paling komprehensif tentang bagaimana kebisingan dan cahaya memengaruhi burung yang kita lihat di halaman belakang rumah dan lingkungan kita," lanjutnya.

Baca juga: Berapa Jumlah Burung Liar di Dunia, Peneliti Kini Punya Datanya

Dalam studi tersebut peneliti mengungkap kalau spesies burung seperti American goldfinches, cedar waxwings, dan white-breasted nuthatches semuanya menghindari area dengan kebisingan dan polusi cahaya yang berlebihan.

"Pengaruh keseluruhan pada spesies sensitif bisa lebih luas daripada yang kami duga sebelumnya," terang Wilson.

Para peneliti juga menemukan bahwa kebisingan dan polusi cahaya memengaruhi burung secara berbeda di lingkungan berbeda. Misalnya, burung yang hidup di hutan cenderung lebih sensitif terhadap kebisingan dan cahaya daripada burung yang hidup di padang rumput.

Pola musiman dan variasi panjang malam juga mempengaruhi bagaimana spesies merespon polusi cahaya. Misalnya, pada wilayah dengan malam yang lebih panjang, hampir 50 spesies justru meningkat jumlahnya .

"Banyak spesies lebih berlimpah di daerah yang terang ketika malam lebih lama, bisa jadi karena malam musim dingin menghadirkan kondisi yang menantang, terutama lebih jauh ke Utara, di mana suhu turun di bawah titik beku dan burung menggunakan banyak energi untuk tetap hangat dan bertahan hidup," tambah Cal Poly, profesor biologi dan penulis senior Clin Francis.

Lebih lanjut ia menyebut, ada kemungkinan bahwa cahaya di malam hari memberikan kesempatan burung untuk tetap aktif dan terus makan hingga malam hari.

Baca juga: Surat Einstein Ditemukan, Berisi Prediksi Kemampuan Super Burung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com