Oleh: Boy Rahardjo Sidharta
MUNGKIN tidak banyak yang memperhatikan berita merebaknya kasus Mucormycosis atau infeksi kapang hitam yang sangat mematikan di India, khususnya pada pasien yang diserang Covid-19 akhir-akhir ini.
Jumlah korban akibat infeksi Mucormycosis terus bertambah, bahkan beberapa rumah sakit membuka kamar khusus untuk para penderitanya.
Bulan April dilaporkan di sebuah rumah sakit di Mumbai sebanyak 40 pasien, sebelumnya antara Desember sampai Februari hanya ada 58 kasus dari 5 kota besar di India.
Baca juga: Bahaya Mukormikosis, Infeksi Jamur Hitam yang Dialami Pasien Covid-19 di India
Apa itu Mucormycosis? Mucor yaitu nama ilmiah genus kapang (jamur mikroskopis) yang umum dikenal dan ditemukan dalam tanah, pada akar tanaman, kotoran hewan serta pada buah dan sayur yang membusuk.
Genus Mucor ini malah masih satu keluarga dengan kapang Rhizopus yang digunakan untuk membuat tempe. Hal ini tentu mengundang pertanyaan, mengapa kapang yang sebelumnya “bersahabat” sekarang sangat mematikan manusia?
Ada jutaan spesies kapang di bumi ini, artinya keragamannya sangat tinggi dan tidak mengherankan, bila ada kapang yang bersifat oportunis dan hidup dalam tubuh manusia.
Selain itu, timbulnya kapang pembunuh semacam ini didukung oleh perubahan lingkungan, misalnya semakin berkurangnya lahan hijau yang memberi peluang bagi penyebaran spora kapang. Spora kapang tersebut dapat langsung menuju dan kemudian menginfeksi manusia.
Mucormycosis atau kapang hitam yang menyerang penderita covid-19 memperlihatkan sifat oportunistik.
Penderita Covid-19 umumnya diterapi dengan steroid yang bertujuan untuk menekan radang, namun memberikan efek samping berupa penurunan imunitas tubuh.
Manakala imunitas tubuh menurun, kapang akan menginfeksi pasien covid-19 dan umumnya menyasar ke paru-paru, meskipun dilaporkan pula kapang ini ditemukan di dalam ginjal, mata dan bahkan otak! Kapang ini ternyata juga menyerang pengidap diabetes, kanker, dan HIV/AIDS.
Penderita Mucormycosis biasanya ditandai dengan hidung tersumbat dan berdarah, mata bengkak dan perih, kelopak mata terpejam, penglihatan kabur hingga tidak mampu melihat, sinusitis, serta kulit sekitar hidung muncul bercak hitam.
Upaya pengobatan yang dilakukan, yaitu memberikan injeksi intravena anti-fungi setiap hari selama delapan minggu dengan harga per dosis sekitar 48 dollar AS.
Pengobatan sering gagal, karena umumnya pasien datang dalam keadaan infeksi yang telah parah dan kapang sudah resisten.
Baca juga: Infeksi Jamur Hitam: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya