Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Varian Covid-19 India, B.1.617, Sudah Menyebar ke 49 Negara

Kompas.com - 13/05/2021, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sehari setelah menyatakan varian Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di India, B.1.617, sebagai salah satu varian perhatian global atau variant of concern, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan varian ini sudah menyebar ke 49 negara.

Kekhawatiran baru badan kesehatan PBB tentang varian B.1.617 muncul ketika India mencatat 4.205 kematian Covid-19.

Rekor harian tersebut mendorong jumlah kematian akibat Covid-19 di negara Asia Selatan melewati angka 250.000.

Baca juga: Dokter India Peringatkan Bahaya Mandi Kotoran Sapi untuk Cegah Corona

Berdasarkan data yang dihimpun Worldmeters, Kamis (13/5/2021) siang, total infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di India lebih dari 23,7 juta. Pada Rabu (12/5/2021) Kementerian Kesehatan India melaporkan 348.421 kasus baru.

Dilansir VOA News, Kamis (13/5/2021), lonjakan infeksi baru di negara terpadat kedua di dunia itu telah menciptakan bencana kemanusiaan, dengan rumah sakit yang terisi penuh dan kekurangan oksigen untuk merawat pasien.

Tak berhenti sampai di situ, diciptakan sejumlah krematorium darurat yang bisa segera membakar orang mati.

Para ahli yakin angka korban sebenarnya jauh lebih tinggi daripada angka resmi, kemungkinan 5-10 kali lebih tinggi.

Situasi berubah menjadi meresahkan minggu ini setelah lebih dari 100 mayat ditemukan mengambang di Sungai Gangga.

Foto mayat mengambang di sungai memicu kemarahan dan spekulasi mereka meninggal karena Covid-19.

Pihak berwenang belum menentukan penyebab kematian mayat-mayat itu, tetapi beberapa ahli medis telah menyuarakan keprihatinan bahwa virus corona dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi.

Dilansir dari CGTN News, Kamis (13/5/2021), varian B.1.617 terbukti menyebar lebih cepat dan bisa lebih resisten terhadap beberapa pengobatan dan antibodi Covid-19. Ini yang menjadi alasan varian ini diklasifikasikan variant of concern.

Dengan lebih dari 23 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di India, para ahli kesehatan menyalahkan varian tersebut atas lonjakan kasus baru yang mengkhawatirkan di negara itu.

Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung berjalan melewati pasien virus corona Covid-19 di dalam ruang pertemuan yang sementara diubah menjadi pusat perawatan Covid di New Delhi pada 10 Mei 2021.ARUN SANKAR Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung berjalan melewati pasien virus corona Covid-19 di dalam ruang pertemuan yang sementara diubah menjadi pusat perawatan Covid di New Delhi pada 10 Mei 2021.

Meningkatnya infeksi COVID-19 juga membawa lebih banyak kasus infeksi jamur yang serius.

Dikenal sebagai infeksi jamur hitam atau mukormikosis, infeksi langka ini mengancam jiwa yang dimulai di sinus dan dapat menyebar ke otak.

Gejala seperti pembengkakan wajah, hidung tersumbat, dan lesi hitam dapat muncul beberapa minggu setelah infeksi COVID-19.

Menurut WHO, India memiliki sekitar 50 persen dari semua kasus virus corona di dunia selama seminggu terakhir.

Baca juga: Covid-19 di India Membuat Banyak Jenazah Penuhi Tepi Sungai Gangga

Situasi di India menjadi salah satu alasan Federasi Internasional Palang Merah mengatakan kasus virus corona telah meledak di seluruh Asia dalam dua minggu terakhir.

Badan bantuan global mengatakan pada Rabu (12/5/2021), selama dua minggu terakhir seluruh kawasan Asia menambahkan 5,9 juta kasus infeksi baru Covid-19.

Jumlah tersebut lebih banyak daripada kasus gabungan Amerika, Eropa dan Afrika.
7 dari 10 negara dengan kasus infeksi Covid-19 harian terbanyak berada di Asia dan Pasifik.

Alexander Matheou, direktur IFRC Asia Pasifik, menyerukan kerja sama global yang lebih besar dalam menyediakan sumber daya yang menyelamatkan nyawa, peralatan medis, vaksin, dan dana yang dibutuhkan untuk membantu orang yang paling berisiko.

“Kami hanya aman jika semua orang aman,” kata Matheou.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com