Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2021, 10:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Merayakan hari raya Idul Fitri tak akan lepas dari yang namanya tradisi maaf-maafan.

Kendati tidak bisa bersalaman langsung karena kondisi pandemi Covid-19 yang membatasi gerak kita, meminta maaf dan silahturahmi kepada keluarga dan orang terkasih masih bisa dilakukan via daring.

Hal ini pun disampaikan oleh psikolog asal Solo, Hening Widyastuti. Dia berkata, kita tetap bisa meminta maaf secara daring dan tidak menghilangkan fungsinya.

Apalagi, mengingat situasi pandemi Covid-19 yang akhirnya melahirkan new normal, kebiasaan baru seperti tidak bisa mudik saat lebaran hingga bermaaf-maafan secara virtual.

Baca juga: Fenomena Langit Malam Takbiran, Ada Konjungsi Tripel Aldebaran, Merkurius dan Venus

"Dengan situasi saat ini, salah satu alternatif untuk menghilangkan rasa rindu ke orangtua, saudara-saudara, keluarga besar... Yang biasanya Lebaran kita maaf-maafan, bertemu langsung, bersentuhan, bersalaman... Nah, untuk menyiasati meledaknya situasi Covid-19, akhirnya kita jarak jauh (dari keluarga)," kata Hening saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/5/2021).

"Solusinya salah satunya bertemu lewat daring. Entah lewat Zoom, video call, dan sebagainya. Itu jelas bisa kita ketemu, fungsinya tetap ada," imbuh dia.

Fungsi yang dimaksud Hening adalah kita meminta maaf, menyampaikan maaf, dan meminta maaf dengan orang terkasih.

Kendati demikian, Hening pun mengatakan bahwa memang maaf-maafan secara daring memiliki perbedaan secara psikologis jika dibandingkan bersilaturahmi secara langsung.

Emosi yang berbeda

Secara psikologis, Hening menjelaskan, pada dasarnya kita adalah makhluk sosial.

"Karena makhluk sosial, memang lahiriah alamiahnya itu interaksi sosial," ujar Hening.

Namun, karena situasi pandemi seperti ini yang menuntut kita tidak melakukan mobilitas, jaga jarak, dan tidak berkerumun membuat interaksi sosial ini bisa dikatakan agak renggang, menurut Hening.

"Dengan Zoom (atau virtual yang lain) misinya tercapai, saling bermaafan, saling bercakap, melepas rindu. Tapi kalau secara hati, secara psikologis, bedanya kita kurang gereget," jelas dia.

Kemudian, perasaan dan emosi yang dirasakan tetap berbeda karena kita tidak bersentuhan.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Bersalaman, Simbol Damai Jadi Tradisi Lebaran

"Berbeda dengan saat bertemu langsung, bertatap muka, secara fisik kita dekat dengan orangtua atau keluarga besar," imbuh dia.

Hening mengatakan, emosi yang disampaikan dari dalam diri ketika secara fisik dekat berbeda dengan berkomunisi lewat daring.

Meski bisa, emosinya memang tidak sedalam ketika bertemu langsung dengan orang terkasih.

"Perbedaannya itu saja, di emosi. Rasa rindu, rasa bahagia yang ada di dalam diri kita, bisa tersampaikan lebih dalam saat (fisik) kita dekat. Kita bisa berbincang lepas, tertawa lepas. Beda dengan Zoom," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com