Kemudian untuk uji klinis, Balitbangtan dalam hal ini bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Indi menjelaskan, pada hasil uji klinis dari manifestasi klinis didapatkan, rata-rata durasi gejala pada kelompok yang diberikan eucalypus lebih baik terutama pada gejala batuk, pilek dan anosmia.
Hasilnya menunjukkan, formula eucalyptus meningkatkan CT Value secara signifikan pada uji realtime PCR sebagai representasi menurunya viral load pada kelompok perlakukan dibandingan dengan kelompok kontrol.
Selain itu, proporsi negatif Covid-19 pada kelompok perlakuan juga meningkat secara signifikan.
Baca juga: Kementan: Roll On dan Inhaler Eucalyptus Sudah Terdaftar Badan POM
Eucalyptus formula Balitbangtan secara signifikan menurunkan sitokin proinflamatori(IL-6), meningkatkan proliferasi limfosit dan menurunkan NLR tanpa meningkatkan TGFb1.
"Demikinan pula gambaran radiologi menunjukkan perbaikan pada kelompok perlakuan dengan eucalyptus," ujarnya.
Dalam pengujian ini, eucalyptus dijadikan sebagai adjuvan artinya obat tambahan. Bukan satu-satunya obat yang diberikan kepada pasien Covid-19.
Namun, dengan hasil uji klinis eucalyptus ini artinya pasien Covid-19 bergejala ringan yang diberikan adjuvan eucalyptus, seharusnya bisa sembuh lebih baik dibandingkan tanpa eucalyptus.
Baca juga: [VIDEO] Tanya Dokter: Benarkah Kalung Eucalyptus Efektif Tangkal Corona?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.