Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eucalyptus Bantu Redakan Gejala Ringan Pasien Covid-19, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 07/05/2021, 07:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Eucalyptus beberapa bulan yang lalu sempat menghebohkan masyarakat Indonesia karena disebut-sebut bisa membantu penyembuhan pasien Covid-19. Ternyata hasil uji klinis menunjukkan eucalyptus dapat redakan gejalan ringan Covid-19. 

Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat Eucalyptus, pada pasien Covid-19 ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan pengujian.

Uji klinis eucalyptus ini dilakukan terhadap hewan dan pasien dengan infeksi Covid-19.

Peneliti Utama di Balai Besar Penelitian Veteriner Balitbangtan, Kementerian Pertanian, Dr drh Nlp Indi Dharmayanti MSi mengatakan, hasil uji in vitro dan toksisitas yang diperoleh dalam penelitian mereka cukup menggembirakan.

Menurut Indi, penelitian BBLitvet Balitbangtan yang dilakukan di Laboratorium Biosafety Level 3/BSL-3 dengan memperhatikan biorisk dan biosafety, menunjukkan hasil yang maksimal, bahwa eucalyptus dapat membantu redakan gejala ringan infeksi virus corona penyebab Covid-19. 

Baca juga: Kalung Aromaterapi Eucalyptus Kementan, Mengapa Belum Diuji Klinis?

 

"Secara umum menunjukkan bahwa bahan tunggal maupun formula eucalyptus Balitbangtan yang diuji dapat menurunkan jumlah partikel dan daya hidup virus SARS-CoV-2," kata Indi kepada Kompas.com, Kamis (5/5/2021).

Tidak hanya menurunkan partikel dan daya hidup virus, fromula eucalyptus ini ternyata mampu mengurangi kerusakan sel akibat infeksi SARS-CoV-2 secara in vitro.

Hal ini dikarenakan secara in vitro terjadi peningkatan CT Value uji realtime PCR/rRT-PCR, peningkatan nilai Optical Density uji MTT, dan mencegah munculnya cytophatic effect (CPE) pada kultur sel. 

"Uji toksisitas per-inhalasi pada mencit tidak menunjukkan perubahan klinis, patologi dan histopatologi pada mencit yang diuji," ujar Indi menjelaskan hasil uji klinis eucalyptus terhadap virus penyebab Covid-19. 

Baca juga: Eucalyptus Jadi Antivirus Corona, Benarkah Bisa Bunuh Virus Covid-19?

Ilustrasi eucalyptusSHUTTERSTOCK/J.CHIZHE Ilustrasi eucalyptus

Hasil uji klinis eucalyptus

Kemudian untuk uji klinis, Balitbangtan dalam hal ini bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Indi menjelaskan, pada hasil uji klinis dari manifestasi klinis didapatkan, rata-rata durasi gejala pada kelompok yang diberikan eucalypus lebih baik terutama pada gejala batuk, pilek dan anosmia.

Hasilnya menunjukkan, formula eucalyptus meningkatkan CT Value secara signifikan pada uji realtime PCR sebagai representasi menurunya viral load pada kelompok perlakukan dibandingan dengan kelompok kontrol.

Selain itu, proporsi negatif Covid-19 pada kelompok perlakuan juga meningkat secara signifikan.

Baca juga: Kementan: Roll On dan Inhaler Eucalyptus Sudah Terdaftar Badan POM

 

Eucalyptus formula Balitbangtan secara signifikan menurunkan sitokin proinflamatori(IL-6), meningkatkan proliferasi limfosit dan menurunkan NLR tanpa meningkatkan TGFb1.

"Demikinan pula gambaran radiologi menunjukkan perbaikan pada kelompok perlakuan dengan eucalyptus," ujarnya.

Dalam pengujian ini, eucalyptus dijadikan sebagai adjuvan artinya obat tambahan. Bukan satu-satunya obat yang diberikan kepada pasien Covid-19. 

Namun, dengan hasil uji klinis eucalyptus ini artinya pasien Covid-19 bergejala ringan yang diberikan adjuvan eucalyptus, seharusnya bisa sembuh lebih baik dibandingkan tanpa eucalyptus.

Baca juga: [VIDEO] Tanya Dokter: Benarkah Kalung Eucalyptus Efektif Tangkal Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com