KOMPAS.com – Keracunan makanan dapat disebabkan oleh mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, kadaluwarsa, atau beracun.
Gejala keracunan yang umum terjadi adalah mual, muntah, dan diare. Gejalanya pun dapat bervariasi, bergantung pada penyebab keracunan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan hingga muncul gejala pun bisa berbeda-beda, namun umumnya 1 jam hingga 28 hari setelah konsumsi.
Siapapun bisa mengalami keracunan makanan, namun penderita penyakit auto-imun mungkin memiliki risiko infeksi dan komplikasi yang lebih besar.
Dilansir dari Healthline, 7 Maret 2019, kasus keracunan makanan pada umumnya akan menimbulkan beberapa gejala.
Baca juga: Studi: Manusia dan Tikus Berpotensi Punya Bisa Racun Seperti Ular
Gejala tersebut adalah kram perut, diare, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, demam ringan, dan sakit kepala.
Sementara itu, gejala keracunan makanan yang berpotensi mengancam nyawa adalah diare selama lebih dari 3 hari, demam tinggi, sulit melihat dan berbicara, dehidrasi parah, serta urin berdarah.
Jika mengalami salah satu dari gejala tersebut, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dilansir dari WebMD, 10 November 2020, gejala keracunan dapat diredakan dengan beberapa cara, yakni sebagai berikut.
1. Istirahat
Mengistirahatkan tubuh merupakan salah satu cara untuk membantu tubuh sembuh dari keracunan makanan.
Baca juga: Harapan Baru Perangi Malaria, Ilmuwan Bakal Gunakan Racun Siput Laut
Selain itu, jangan makan atau minum selama beberapa jam setelah muncul gejala. Setelah gejala membaik, cobalah konsumsi makanan yang lembut dan hambar.
2. Menghidrasi tubuh
Salah satu gejala keracunan makanan adalah dehidrasi, yang jika tidak segera ditangani dapat berakibat fatal.
Minuman elektrolit bisa membantu mengatasi dehidrasi ringan, namun dehidrasi yang parah membutuhkan penanganan dari dokter.