Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RA Kartini, Putri Jawa Pejuang Emansipasi dan Sejarah Hari Kartini

Kompas.com - 21/04/2021, 09:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sebab, menurut tradisi, anak perempuan harus tinggal di rumah sejak usia 12 tahun hingga menikah.

Kendati tak lagi bersekolah, keinginan Kartini untuk melanjutkan pendidikan, masih sangat kuat. Ia tak pernah berhenti belajar, membaca dan menulis.

Bahkan, di masa itu, Kartini turut berperan membangun kemandirian para perempuan, dengan mengajar membatik para abdi dan gadis-gadis kecil, hingga membuka sekolah kerajinan putri di kabupaten khusus putri bangsawan kota itu.

Bersama kedua saudaranya, RA Kardinah dan RA Rukmini, Kartini menjalankan sekolah kerajinan tersebut.

Dalam periode tahun 1896 hingga 1903, RA Kartini menuangkan pemikirannya dalam tulisan yang dimuat di majalah perempuan di Belanda.

Baca juga: Kisah Kartini yang Tak Ingin Hidup Lebih dari 25 Tahun

 

Di majalah De Hoandsche Lelie, De Nederlandasche, De Gida dan Soerabainsche Nieus Handelsblad, tulisan-tulisan Kartini dipublikasikan secara luas. Dia juga berkirim surat dengan teman-temannya dari Belanda, salah satunya Abendanon.

Hingga sebuah kabar datang pada Abendanon, yang mengabarkan Kartini akan menikah.

KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat mempersunting Kartini pada tahun 1903.

Meski telah menikah, perjuangan RA Kartini dalam membela hak-hak perempuan terus berjalan dan mendapat restu dari suaminya.

Kartini meninggal pada usia muda, 25 tahun, empat hari setelah melahirkan anak pertamanya pada 17 September 1904.

Baca juga: 4 Kartini Intelek Mendunia, Salah Satunya Ungkap Pelaku Bom Bunuh Diri

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com