KOMPAS.com – Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux (GERD) adalah masalah pencernaan yang memengaruhi cincin otot antara kerongkongan dan lambung.
Pada sistem pencernaan yang normal, cincin otot yang disebut sfingter esofagus bawah (LES) akan menutup ketika makanan sudah masuk ke lambung untuk mencegah naiknya asam lambung.
Namun, penderita asam lambung memiliki LES yang lemah sehingga memungkinkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
Dilansir dari WebMD, 11 September 2020, gejala penyakit asam lambung yang paling umum adalah mual. Selain itu, nyeri dada yang terasa panas juga kerap dirasakan.
Banyak penderita asam lambung yang mengeluhkan mulut terasa asam atau pahit ketika asam lambungnya naik.
Baca juga: Ilmuwan Jelaskan Bagaimana Kecemasan Bisa Sebabkan Asam Lambung Naik
Mual, nyeri dada, dan sensasi panas akibat penyakit asam lambung bisa bertahan hingga dua jam. Gejala tersebut bisa menjadi lebih buruk setelah makan.
Beberapa penderita asam lambung juga terkadang mengeluhkan gejala yang memburuk di malam hari.
Jika hal demikian sering terjadi, untuk mencegahnya, disarankan untuk tidak makan setidaknya dua jam sebelum waktu tidur.
Untuk meredakan gejala penyakit asam lambung, perubahan pola makan dibutuhkan untuk menghindari makanan pemicu.
Para peneliti memang belum menemukan bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa perubahan pola makan dapat memperbaiki gejala penyakit asam lambung secara signifikan.
Baca juga: Cara Mengatasi Asam Lambung Naik
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.