Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebanyakan Orang Kesulitan Menurunkan Berat Badan dalam Jangka Panjang

Kompas.com - 19/04/2021, 09:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan berat badan, mulai dari mengonsumsi menu diet hingga berolahraga.

Dalam beberapa waktu, hasilnya mulai terlihat, berat badan mulai turun, membuat usaha yang dilakukan terasa tak sia-sia.

Masalahnya, beberapa bulan kemudian, berat badan kembali naik, bahkan melebihi berat badan sebelumnya.

Baca juga: Ahli Jelaskan Cara Menurunkan Berat Badan dengan Mudah dalam 30 Detik

Namun rupanya, penelitian terbaru menunjukkan, bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan sangat sulit dilakukan bagi kebanyakan orang.

Studi ini melacak orang-orang di masyarakat umum selama lebih dari satu dekade dan menemukan, bahwa mereka yang sudah kelebihan berat badan atau obesitas cenderung tetap kelebihan berat badan atau obesitas.

Orang yang tetap gemuk ini tampaknya memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah jantung dan berisiko mengalami kematian dini, daripada orang lain dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah.

Temuan ini menyoroti tantangan penurunan berat badan, yang sering dibingkai sebagai sesuatu yang dapat dilakukan siapa pun dengan kemauan yang kuat.

Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti dari University of Nottingham di Inggris. Mereka melihat catatan medis anonim dari lebih dari 200.000 penduduk berusia di atas 18 tahun, menggunakan database orang-orang yang pernah mengunjungi dokter perawatan primer, yang direpresentasikan secara nasional dan dibuat oleh pemerintah.

Penurunan berat badan berkelanjutan sulit dicapai

Mereka secara khusus berfokus pada orang-orang yang berusia di atas 18 tahun, yang kelebihan berat badan atau obesitas, tetapi bebas dari masalah jantung yang diketahui dan yang indeks massa tubuhnya diperiksa beberapa kali selama masa penelitian, yaitu 1999 hingga 2018.

Pasien-pasien ini dipisahkan menjadi empat kelompok, yaitu orang yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh antara 25 hingga 30, dan mereka dengan obesitas ringan, sedang, atau berat (indeks massa tubuh 30 ke atas). Pasien-pasien tersebut dilacak selama sekitar 11 tahun.

Selama waktu itu, para peneliti menemukan, bahwa orang-orang secara keseluruhan tetap berada dalam kategori berat badan yang sama dengan saat awal penelitian. Di semua kelompok, rata-rata indeks massa tubuh orang naik sekitar satu.

"Mayoritas orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas mempertahankan derajat kelebihan berat badan atau obesitas mereka dalam jangka panjang," tulis para peneliti dalam makalah mereka, yang diterbitkan di BMC Public Health.

Baca juga: Cara Minum Air Putih untuk Menurunkan Berat Badan

Penelitian lain dari negara lain menemukan, bahwa berat badan orang cenderung tidak turun seiring bertambahnya usia.

Banyak juga yang menemukan, bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan sulit dicapai, bahkan untuk orang yang mencoba menurunkan berat badan dan berhasil melakukannya untuk sementara waktu - di luar intervensi seperti operasi bariatrik.

Para penulis mengatakan, studi mereka adalah studi pertama dan terbesar dari jenisnya untuk melihat bagaimana indeks masa tubuh dapat berubah dari waktu ke waktu, pada populasi umum dan bagaimana tren ini dapat memengaruhi kesehatan jantung dan umur panjang seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan, dibandingkan dengan orang yang kelebihan berat badan, orang yang sangat gemuk dengan indeks massa tubuh di atas 40, memiliki risiko gagal jantung tiga kali lipat lebih tinggi, serta kematian dini karena penyakit kardiovaskular atau semua penyebab secara umum.

Baca juga: Mengenal Mie Shirataki, Olahan Porang yang Ampuh Menurunkan Berat Badan

Ini adalah kasus setelah memperhitungkan faktor risiko lain yang mungkin mereka miliki pada awal penelitian.

Penulis mencatat, bahwa indeks massa tubuh tidak selalu menjadi ukuran yang bagus untuk kesehatan seseorang saat ini dan di masa depan.

Pasalnya, populasi yang berbeda mungkin memiliki risiko yang sama untuk kondisi seperti diabetes tipe 2 dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah daripada yang lain.

Dan pada tingkat individu, seseorang yang dalam keadaan sehat dengan banyak otot tubuh tetap dapat dikategorikan sebagai kelebihan berat badan atau obesitas.

Tetapi ditambah dengan bukti lain, para penulis mengatakan ada hubungan yang jelas secara keseluruhan, antara mengalami obesitas dengan risiko lebih tinggi untuk masalah kesehatan di masa depan.

Baca juga: Berapa Penurunan Berat Badan yang Ideal dalam Sebulan?

 

Dan saat ini, pendekatan kami untuk membantu orang menghindari atau mengobati obesitas belum berhasil.

“Kebijakan yang lebih efektif dan intervensi manajemen berat badan di tingkat sosial, budaya dan layanan kesehatan diperlukan untuk mengatasi beban yang meningkat ini,” tulis penulis penelitian.

Para ilmuwan saat ini sedang meneliti pendekatan medis baru untuk menurunkan berat badan, termasuk uji coba obat diabetes yang sedang berlangsung, yang tampaknya dapat mengurangi berat badan dan meningkatkan penanda kesehatan lainnya, seperti tekanan darah.

Baca juga: CDC: 7 Cara Efektif Menurunkan Berat Badan dan Mempertahankannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com