Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjing Terlatih Bisa Mendeteksi Virus Corona dari Urine Manusia

Kompas.com - 18/04/2021, 20:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkap, anjing dapat mendeteksi virus corona atau SARS-CoV-2 dengan mengendus sampel urine manusia, dengan akurasi 96 persen.

Tapi sejauh ini, anjing hanya bisa membedakan antara hasil positif dan negatif dalam sampel, seperti yang telah dilatihkan pada mereka.

Mereka gagal mendeteksi SARS-CoV-2 ketika disajikan dalam sampel yang benar-benar baru.

Seperti yang telah diketahui, anjing mampu mengendus aroma yang spesifik untuk berbagai penyakit, dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 juga memiliki ciri kuat yang dapat dideteksi anjing dalam sampel air liur dan keringat.

Baca juga: Bukti Lain Keandalan Penciuman Anjing, Mampu Deteksi Kanker Prostat

Bahkan menurut penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal PLOS One ini, anjing-anjing telah dikerahkan untuk mendeteksi Covid-19 di bandara Dubai.

Untuk mengetahui kemampuan anjing, sekelompok peneliti pertama-tama melatih delapan Labrador retriever dan satu Belgian Malinois untuk mengenali aroma zat sintetis yang dikenal sebagai senyawa deteksi universal (UDC), yang merupakan bau yang tidak ditemukan secara alami di lingkungan.

Mereka menempatkan senyawa tersebut di salah satu dari 12 port "roda aroma" dan memberi hadiah kepada anjing-anjing itu setiap kali mereka bereaksi terhadap port yang berisi UDC.

Begitu mereka belajar mengenali UDC, para peneliti kemudian menggunakan roda aroma untuk melatih anjing bereaksi terhadap sampel urien yang diambil dari pasien positif SARS-CoV-2.

Sampel diambil dari tujuh orang yang dites positif SARS-CoV-2 - dua orang dewasa dan lima anak-anak - serta enam anak dengan tes SARS-CoV-2 negatif.

Dalam pelatihan, anjing diberi dua skenario, satu di mana roda aroma berisi bau target di satu port dan kontrol atau bau distraktor di port lain, dan satu di mana roda aroma berisi semua bau kontrol atau gangguan. Virus itu dinonaktifkan dengan panas atau deterjen, agar tidak berbahaya bagi anjing.

Para peneliti menemukan, bahwa setelah tiga minggu pelatihan, semua anjing dapat mengidentifikasi sampel SARS-CoV-2 positif dengan akurasi rata-rata 96%.

Spesifisitas keseluruhan adalah 99 persen, yang berarti hampir tidak ada hasil positif palsu; tetapi sensitivitas keseluruhan adalah 68 persen, yang berarti ada beberapa negatif palsu.

Alasan sensitivitas yang lebih rendah, mungkin karena cara mereka melakukan pengujian yang ketat. Jika anjing melewati port dengan sampel positif satu kali tanpa menanggapi, itu akan diberi label ‘gagal’.

"Yang kami minta anjing-anjing itu lakukan, bukanlah hal sederhana," kata penulis senior Cynthia Otto, direktur Pusat Anjing Pekerja Kedokteran Hewan Universitas Pennsylvania, dalam pernyataan itu.

"Anjing harus spesifik dalam mendeteksi bau infeksi, tetapi mereka juga harus menggeneralisasi bau latar belakang orang yang berbeda."

Baca juga: Seperti Batita, Anjing Jenius Bisa Mengenal Nama Obyek dengan Cepat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com