Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan: Sinar Matahari Kemungkinan Bisa Merusak Virus Corona Lebih Cepat dari Perkiraan

Kompas.com - 06/04/2021, 17:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Inaktivasi virus corona 8 kali lebih cepat

Studi ini menemukan virus SARS-CoV-2 tiga kali lebih sensitif terhadap sinar UV di bawah sinar matahari daripada influenza A, dengan 90 persen partikel virus corona dinonaktifkan hanya dalam waktu setengah jam terpapar sinar matahari tengah hari di musim panas.

Sebagai perbandingan, di musim dingin, partikel infeksius cahaya bisa tetap utuh selama berhari-hari.

Perhitungan lingkungan yang dibuat oleh tim peneliti terpisah menyimpulkan molekul RNA virus sedang rusak secara fotokimia, secara langsung oleh sinar cahaya.

Ini lebih kuat dicapai dengan panjang gelombang cahaya yang lebih pendek, seperti UVC dan UVB.

Karena UVC tidak mencapai permukaan bumi, mereka mendasarkan perhitungan paparan cahaya lingkungan mereka pada bagian gelombang menengah UVB dari spektrum UV.

"Inaktivasi yang diamati secara eksperimental dalam simulasi air liur lebih dari delapan kali lebih cepat daripada yang diharapkan dari teori," tulis Luzzatto-Feigiz dan rekannya.

"Tapi, para ilmuwan belum tahu apa yang sedang terjadi," kata Luzzatto-Fegiz.

Baca juga: Sinar Matahari dan Covid-19, Apa Hubungannya? Ini Penjelasan Ahli

Para peneliti menduga ada kemungkinan bahwa alih-alih memengaruhi RNA secara langsung, UVA gelombang panjang mungkin berinteraksi dengan molekul di media pengujian (air liur yang disimulasikan) dengan cara mempercepat inaktivasi virus.

Hal serupa terlihat dalam pengolahan air limbah - di mana UVA bereaksi dengan zat lain untuk membuat molekul yang merusak virus.

Jika UVA dapat dimanfaatkan untuk memerangi SARS-CoV-2, sumber cahaya khusus panjang gelombang yang murah dan hemat energi mungkin akan berguna dalam meningkatkan sistem penyaringan udara dengan risiko yang relatif rendah bagi kesehatan manusia.

"Analisis kami menunjukkan, perlunya eksperimen tambahan untuk menguji secara terpisah efek panjang gelombang cahaya tertentu dan komposisi medium," Luzzatto-Fegiz menyimpulkan.

Namun demikian, dengan kemampuan virus corona melayang di udara untuk waktu yang lama, cara teraman untuk menghindarinya adalah memang dengan menjaga jarak sosial dan memakai masker.

Tapi ini tentu merupakan kabar baik, bahwa sinar matahari mungkin membantu kita selama musim panas.

Analisis ini telah dipublikasikan di The Journal of Infectious Diseases.

Baca juga: Bagaimana Matahari Membantu Tubuh Membuat Vitamin D?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com