Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lautan Mars Tak Menghilang, Air Tersembunyi di Dalam Planet

Kompas.com - 18/03/2021, 12:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Ada berbagai jenis atom hidrogen. Kebanyakan hanya memiliki satu proton di intinya, tetapi sebagian kecil, sekitar 0,02 persen memiliki proton dan neutron yang membuatnya lebih berat. Jenis atom itu dikenal sebagai deuterium atau hidrogen berat.

Karena jenis hidrogen yang lebih ringan lolos dari atmosfer planet dengan lebih cepat, hilangnya sebagian besar air ke luar angkasa akan menyebabkan lebih banyak deuterium tertinggal.

Namun mengingat berapa banyak air yang diyakini berasal dari planet dan laju pelepasan hidrogen yang diamati dari wahana luar angkasa, maka rasio deuterium ke hidrogen saat ini tak hanya cukup dijelaskan dengan hilangnya atmosfer saja.

Peneliti justru mengatakan ada dua kombinasi mekanisme antara bagaimana air terperangkap di kerak planet dengan hilangnya air ke atmosfer.

Baca juga: Ada Lumpur di Mars, Mungkinkah Planet Merah Punya Air?

 

"Setiap kali batu berinteraksi dengan air, ada serangkaian reaksi yang sangat kompleks yang membentuk mineral terhidrasi," papar Scheller.

Proses itu disebut pelapukan kimiawi dan ditemukan juga di Mars dan Bumi.

Hanya saja, di Bumi gunung berapi mendaur ulang air kembali ke atmosfer. Sementara di Mars tidak memiliki lempeng tektonik, sehingga membuat hilangnya air yang terjadi di planet tersebut menjadi permanen.

Scheller pun berharap misi penjelajah Perseverance NASA yang mendarat bulan lalu dapat membantu penelitian lebih jauh mengenai Mars.

"Wahana penjelajah Perseverance akan menyelidiki dengan tepat proses dan reaksi yang menyebabkan terperangkapnya air di kerak planet Mars. Itu akan membantu kami makin dekat ke jawabannya," kata Scheller.

Baca juga: Air Pernah Mengalir di Mars, Bukti Kehidupan di Planet Merah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com