Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lautan Mars Tak Menghilang, Air Tersembunyi di Dalam Planet

Kompas.com - 18/03/2021, 12:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Miliaran tahun yang lalu, kondisi Mars jauh berbeda dengan yang kita saksikan saat ini. Sebab, kala itu, Planet Merah ternyata memiliki danau dan lautan, yang artinya air di planet ini tidak menghilang begitu saja.

Namun menurut simulasi, planet Mars kehilangan sebagian besar airnya antara 4 hingga 3,7 miliar tahun lalu.

Lantas ke mana semua air di Mars itu menghilang, sampai sekarang masih menjadi misteri.

Inilah yang menjadi salah satu misi utama para ilmuwan untuk menguak keberadaan air di Mars, melalui berbagai misi luar angkasa ke planet Mars.

Teori menyebut jika sebagian besar air diperkirakan telah hilang ke luar angkasa. Sebuah kejadian di masa lalu menjadi penyebabnya.

Mars awal dianggap memiliki cukup air untuk menutupi seluruh planet, namun karena kehilangan medan magnet di awal sejarahnya, membuat atmosfer planet tersebut terkikis. Hal tersebut membuat lautan air di Mars kemudian menghilang.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara untuk Mengekstraksi Air Asin di Planet Mars

 

Namun sebuah studi baru mengungkap kebalikannya.

Mengutip Science Alert, Rabu (17/3/2021) studi menyatakan jika air di planet Mars tak menghilang sepenuhnya tetapi terperangkap di dalam mineral di kerak planet tersebut.

"Kerak membentuk apa yang kami sebut sebagai mineral terhidrasi. Jadi mineral memiliki air dalam struktur kristal mereka," kata Eva Scheller, penulis utama studi ini.

Menurut Scheller setidaknya antara 30-99 persen air tetap terperangkap di dalam mineral itu.

Dalam studinya yang telah dipublikasikan di jurnal Science, peneliti menggunakan pengamatan yang dilakukan oleh penjelajah Mars, serta meteorit dari planet tersebut. Tim fokus meneliti hidrogen, komponen utama air.

Hanya saja dalam studi mereka, peneliti belum bisa menjelaskan bagaimana air bisa terperangkap dan tersembunyi di dalam kerak planet dan seolah menghilang dari Mars.

Baca juga: 4,4 Miliar Tahun Lalu Air Sudah Ada di Mars Kuno, Ilmuwan Jelaskan

Perspektif kawah Korolev diselimuti es air. Salah satu kawah di planet Mars.Björn Schreiner 2018 - FU Berlin Perspektif kawah Korolev diselimuti es air. Salah satu kawah di planet Mars.

Ada berbagai jenis atom hidrogen. Kebanyakan hanya memiliki satu proton di intinya, tetapi sebagian kecil, sekitar 0,02 persen memiliki proton dan neutron yang membuatnya lebih berat. Jenis atom itu dikenal sebagai deuterium atau hidrogen berat.

Karena jenis hidrogen yang lebih ringan lolos dari atmosfer planet dengan lebih cepat, hilangnya sebagian besar air ke luar angkasa akan menyebabkan lebih banyak deuterium tertinggal.

Namun mengingat berapa banyak air yang diyakini berasal dari planet dan laju pelepasan hidrogen yang diamati dari wahana luar angkasa, maka rasio deuterium ke hidrogen saat ini tak hanya cukup dijelaskan dengan hilangnya atmosfer saja.

Peneliti justru mengatakan ada dua kombinasi mekanisme antara bagaimana air terperangkap di kerak planet dengan hilangnya air ke atmosfer.

Baca juga: Ada Lumpur di Mars, Mungkinkah Planet Merah Punya Air?

 

"Setiap kali batu berinteraksi dengan air, ada serangkaian reaksi yang sangat kompleks yang membentuk mineral terhidrasi," papar Scheller.

Proses itu disebut pelapukan kimiawi dan ditemukan juga di Mars dan Bumi.

Hanya saja, di Bumi gunung berapi mendaur ulang air kembali ke atmosfer. Sementara di Mars tidak memiliki lempeng tektonik, sehingga membuat hilangnya air yang terjadi di planet tersebut menjadi permanen.

Scheller pun berharap misi penjelajah Perseverance NASA yang mendarat bulan lalu dapat membantu penelitian lebih jauh mengenai Mars.

"Wahana penjelajah Perseverance akan menyelidiki dengan tepat proses dan reaksi yang menyebabkan terperangkapnya air di kerak planet Mars. Itu akan membantu kami makin dekat ke jawabannya," kata Scheller.

Baca juga: Air Pernah Mengalir di Mars, Bukti Kehidupan di Planet Merah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com