KOMPAS.com- Miliaran tahun yang lalu, kondisi Mars jauh berbeda dengan yang kita saksikan saat ini. Sebab, kala itu, Planet Merah ternyata memiliki danau dan lautan, yang artinya air di planet ini tidak menghilang begitu saja.
Namun menurut simulasi, planet Mars kehilangan sebagian besar airnya antara 4 hingga 3,7 miliar tahun lalu.
Lantas ke mana semua air di Mars itu menghilang, sampai sekarang masih menjadi misteri.
Inilah yang menjadi salah satu misi utama para ilmuwan untuk menguak keberadaan air di Mars, melalui berbagai misi luar angkasa ke planet Mars.
Teori menyebut jika sebagian besar air diperkirakan telah hilang ke luar angkasa. Sebuah kejadian di masa lalu menjadi penyebabnya.
Mars awal dianggap memiliki cukup air untuk menutupi seluruh planet, namun karena kehilangan medan magnet di awal sejarahnya, membuat atmosfer planet tersebut terkikis. Hal tersebut membuat lautan air di Mars kemudian menghilang.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara untuk Mengekstraksi Air Asin di Planet Mars
Namun sebuah studi baru mengungkap kebalikannya.
Mengutip Science Alert, Rabu (17/3/2021) studi menyatakan jika air di planet Mars tak menghilang sepenuhnya tetapi terperangkap di dalam mineral di kerak planet tersebut.
"Kerak membentuk apa yang kami sebut sebagai mineral terhidrasi. Jadi mineral memiliki air dalam struktur kristal mereka," kata Eva Scheller, penulis utama studi ini.
Menurut Scheller setidaknya antara 30-99 persen air tetap terperangkap di dalam mineral itu.
Dalam studinya yang telah dipublikasikan di jurnal Science, peneliti menggunakan pengamatan yang dilakukan oleh penjelajah Mars, serta meteorit dari planet tersebut. Tim fokus meneliti hidrogen, komponen utama air.
Hanya saja dalam studi mereka, peneliti belum bisa menjelaskan bagaimana air bisa terperangkap dan tersembunyi di dalam kerak planet dan seolah menghilang dari Mars.
Baca juga: 4,4 Miliar Tahun Lalu Air Sudah Ada di Mars Kuno, Ilmuwan Jelaskan