Vaksin Covid-19 Covaxin adalah vaksin yang dikembangkan peneliti India menggunakan platform inactivated vaccine. Artinya, vaksin ini terbuat dari virus corona yang sudah mati, sehingga aman untuk disuntikkan ke dalam tubuh.
Sampel virus yang digunakan perusahaan ini berasal dari sampel virus corona yang diisolasi oleh Institut Virologi Nasional India.
Saat vaksin virus corona ini diberikan, sel kekebalan masih dapat mengenali virus mati, lalu mendorong sistem imun untuk membuat antibodi melawan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan jarak empat minggu. Vaksin Covaxin juga dapat disimpan pada suhu 2 derajat Celcius hingga 8 derajat Celcius.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia, BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat
Saat ini, Bharat Biotech mengatakan bahwa mereka memiliki persediaan 20 juta dosis Covaxin. Ditargetkan akan dapat memproduksi sebanyak 700 juta dosis dari empat fasilitasnya di dua kota pada akhir tahun ini.
Kendati data awal uji coba vaksin tersebut dinilai memuaskan, namun Covaxin menuai kontroversi. Kontroversi itu muncul setelah Covaxin mendapatkan persetujuan oleh regulator pada Januari lalu, untuk penggunaan terbatas dalam situasi darurat.
Izin penggunaan darurat itu dikeluarkan atas dasar untuk kepentingan publik sebagai tindakan pencegahan, dalam mode klinis, terutama dalam konteks infeksi oleh strain mutan.
Kendati demikian, para ahli bertanya-tanya bagaimana vaksin itu bisa diizinkan untuk digunakan dalam keadaan darurat oleh jutaan orang yang rentan ketika uji coba masih berlangsung.
Baca juga: Sekali Suntik, Vaksin Johnson & Johnson Efektif Kurangi Risiko Covid-19