KOMPAS.com- Sejak vaksin Covid-19 mulai disuntikkan dan imunisasi massal untuk mengatasi pandemi virus corona dilakukan, banyak informasi salah terkait vaksin. Salah satunya disebut dapat menyebabkan kemandulan.
Namun, para ahli telah membantah hal itu, yang belakangan informasi tersebut ramai beredar di media sosial.
Beberapa jenis vaksin virus corona yang telah disetujui penggunaannya, diklaim dapat menyebabkan kemandulan.
Saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global pada Maret 2020, hanya sedikit upaya yang dapat mengantisipasi keparahan virus yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Bahkan, sebelum resmi diumumkan sebagai pandemi global, para ahli farmasi dan ilmuwan di seluruh duni sedang menjalani proses yang sulit untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
Baca juga: FDA Resmi Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Dosis Tunggal
Hingga upaya mereka berhasil dan vaksin mulai disetujui, kemudian digunakan oleh publik. Namun, sayangnya, setiap vaksin baru menghadapi ledakan informasi yang salah atau beragam hoaks.
Akibatnya, semakin sulit bagi orang-orang untuk menemukan informasi yang dapat dipercaya untuk membantu mereka memutuskan apakah akan divaksinasi.
Dilansir dari Science Alert, Minggu (7/3/2021), delapan pakar atau ahli vaksinologi dan biologi reproduksi mencoba menjelaskan dan meluruskan pertanyaan terkait, vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan.
Pada dasarnya, semua vaksin bekerja dengan cara yang sama yakni dengan mengaktifkan respons imun atau kekebalan alami tubuh.
Baca juga: Pfizer Janjikan Vaksin Covid-19 mRNA Bisa Disimpan pada Suhu Tinggi
Vaksin memaparkan versi virus yang tidak berbahaya atau sebagian kecil virus ke sistem kekebalan tubuh, untuk memicunya membuat antibodi yang dapat melawan infeksi di masa mendatang.
Hanya saja, perbedaan antara vaksin terletak pada bagaimana mereka membuat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak berbahaya atau bagian virus mana yang mereka gunakan.
Kebanyakan vaksin yang dikembangkan saat ini, memiliki menggunakan protein spike, bagian dari virus corona SARS-CoV-2, sebagai bahan utamanya.
Protein spike berada di permukaan virus dan merupakan target respons imun selama infeksi. Vaksin 'generasi selanjutnya' seperti yang dikembangkan Pfizer, Moderna dan AstraZeneca, menggunakan materi genetik, RNA, untuk mengkode protein spike.
Lantas, dari mana asal munculnya klaim atas kemandulan karena vaksin Covid-19?
Baca juga: Vaksin Covid-19 Ini Diujikan pada Varian Virus Corona Afrika Selatan, Apa Hasilnya?