Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2021, 07:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Selain Jabodetabek, sejumlah wilayah di Indonesia dalam sepekan ke depan juga berisiko mendapati cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat, hingga berisiko banjir bandang.

Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ada sejumlah faktor pemicu yang terpantau berpengaruh terhadap cuaca ekstrem yang bisa terjadi di Indonesia sepekan ke depan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/2/2021), menyampaikan bahwa faktor pemicu cuaca ekstrem tersebut adalah puncak musim hujan dan bibit siklon tropis.

1. Puncak musim hujan

Sebagai informasi, sebagian besar wilayah Indonesia yaitu sekitar 96 persen dari 342 Zona Musim (ZOM) saat ini telah memasuki musim hujan.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Awan Cumulonimbus di Sejumlah Wilayah Indonesia

 

Seperti prediksi BMKG pada Agustus dan Oktober 2021 lalu, puncak musim hujan di Indonesia yang bisa memicu cuaca ekstrem terjadi pada bulan Januari-Februari 2021.

Di antaranya diperkirakan terjadi di sebagian Sumatera bagian selatan, sebagain Jawa termasuk DKI Jakarta, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua.

2. Bibit siklon tropis

Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG mendeteksi adanya pusat tekanan rendah (Low Pressure Area/LPA) atau dikenal sebagai potensi bibit siklon di sekitar Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Guswanto, bibit siklon tropis tersebut terdeteksi sejak 2 hari terakhir, dan berpotensi dapat berkembang menjadi siklon tropis.

Baca juga: Banjir Jakarta Akibat Cuaca Ekstrem, 4 Faktor Pemicunya Menurut BMKG

 

Bibit siklon tersebut diprediksikan masih bertahan dan menunjukkan pergerakan ke arah barat mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur dengan potensi intensitas yang menguat hingga 2 hari mendatang.

"Dalam hal ini, BMKG terus memonitor perkembangan LPA (potensi bibit siklon) tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan dapat menguat menjadi siklon tropis," jelasnya.

Keberadaan Low Pressure Area (LPA) atau potensi bibit siklon tersebut cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatera Selatan-Jawa hingga Nusa Tenggara.

Pembentukan pola konvergensi dan belokan angin tersebut secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia bisa berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Baca juga: Libur Imlek, Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Cuaca Ekstrem

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com