Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena La Nina Picu Potensi Musim Kemarau Basah 2021

Kompas.com - 21/02/2021, 09:15 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena iklim global La Nina diperkirakan berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan hingga 40 persen saat musim hujan 2020-2021 di Indonesia dan berpeluang menyebakan musim kemarau basah.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan, bahwa La Nina diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021.

Saat ini hampir sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 96 persen dari Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim hujan.

"Diprakirakan pada Maret-April 2021 curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia masih berpotensi menengah hingga tinggi (200-500 mm/bulan)," kata Herizal dalam konferensi pers daring bertajuk Banjir Jabodetabek dan Prospek Cuaca Jabodetabek Sepekan ke Depan, Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: PBB Sebut La Nina Telah Capai Puncak, tapi Dampaknya Masih Berlanjut

Sementara itu, sebagian besar Papua dan sebagian Sulawesi berpotensi mendapatkan curah hujan bulanan kategori tinggi hingga sangat tinggi atau lebih dari 500 mm per bulan.

Periode musim dan peralihan musim di Indonesia 2021

Herizal juga menjelaskan, potensi curah hujan kategori rendah hingga menengah juga tidak hanya terjadi pada musim hujan ini, melainkan juga berpeluang terjadi di masa pancaroba atau peralihan musim (transisi).

Untuk diketahui, mulai Bulan Mei mendatang masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau akan terjadi di Indonesia.

Sehingga, pada bulan Juni-Agustus sebagian besar wilayah seperti Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua diprakirakan mendapatkan curah hujan kategori menengah-rendah  yaitu sekitar 20-150 mm per bulan.

Ilustrasi hujan lebat disertai angin kencang akibat cuaca ekstrem.SHUTTERSTOCK/CHOKCHAI POOMICHAIYA Ilustrasi hujan lebat disertai angin kencang akibat cuaca ekstrem.

Namun, pada bulan September diprediksikan wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau.

Sedangkan, bulan Oktober memasuki transisi musim kemarau ke musim hujan dan diprakirakan November kembali memasuki musim hujan.

Herizal menegaskan, musim kemarau diperkirakan lebih basah dibandingkan normalnya, karena itu potensi bencana hidrometeorologi hingga April 2021 tetap perlu diwaspadai.

"Musim kemarau tahun ini tidak sekering musim kemarau pada biasanya atau juga dibandingkan musim kemarau 2019," kata dia.

Karena itu masih perlu diwaspadai potensi banjir yang berpeluang terjadi pada Maret-April 2021, namun potensi curah hujan kategori menengah dan tinggi pada Maret dan April juga perlu dimanfaatkan untuk mengisi waduk, bendungan, dan embung sebagai cadangan air untuk mengantisipasi musim kemarau.

Baca juga: Bisa Picu Indonesia Alami Tahun Basah 2021, Ini Manfaat Baik La Nina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com