Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kak Seto Kena Kanker Prostat, Jenis Kanker Terbanyak Menyerang Pria

Kompas.com - 17/02/2021, 18:27 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Psikolog anak, Seto Mulyadi alias Kak Seto mengungkapkan telah didiagnosis mengidap kanker prostat.

Melalui akun media sosial Instagram pribadinya, Kak Seto membagikan foto tengah terbaring di ranjang perawatan di rumah sakit.

Dengan cuitan yang menjelaskan bahwa kondisi kesehatannya sedang menurun dan hasil pemeriksaan menunjukkan ia mengidap kanker prostat.

"Beberapa minggu belakangan ini kondisi kesehatan saya memang menurun. Dan setelah melakukan beberapa kali pemeriksaan ternyata saya didiagnosa mengidap kanker prostat," ungkap Kak Seto dalam caption, dikutip dari akun @kaksetosahabatanak, Sabtu (13/2/2021).

Baca juga: Serba-serbi Kanker Prostat, dari Faktor Risiko, Gejala hingga Deteksi Dininya

 

Apa itu kanker prostat?

Kanker prostat adalah kanker yang terjadi di prostat, sebuah kelenjar kecil berbentuk buah kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani sebagai pemberi makan dan pengangkut.

Kanker prostat ini disebutkan sebagai salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi, tetapi juga menjadi salah satu gangguan atau penyakit yang mengancam jiwa laki-laki.

Sebagai informasi, kanker prostat merupakan jenis kanker dengan jumlah angka kejadian terbanyak ke-4 di seluruh dunia dan menempati urutan ke-2 kanker yang diderita oleh pria setelah kanker paru.

Kanker prostat yang diderita Kak Seto, berdasarkan data Global Cancer Statistics 8, diperkirakan sebanyak 1,2 juta kasus baru muncul di seluruh dunia dan 359.000 kematian disebabkan oleh kanker ini.

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Meninggal, Kenali 5 Faktor Risiko Kanker Prostat

Ilustrasi kanker prostat.Thinkstock Ilustrasi kanker prostat.

Di Indonesia, kanker prostat menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diperkirakan mencapai 25.012 orang.

Dijelaskan oleh Dokter Spesialis Konsultan Uro-onkologi Siloam Hospital ASRI dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K) PhD bahwa sebagian besar pasien didiagnosis pada stadium lanjut (akhir) karena deteksi dini kanker prostat belum optimal di Indonesia.

Permasalahan ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit kanker prostat dan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan diri, terutama pada populasi risiko tinggi.

Menurut dr Agus, hal tersebut sangat disayangkan, karena jika penyakit kanker prostat ini dideteksi pada stadium awal, maka tingkat keberhasilan pengobatan akan lebih tinggi.

Baca juga: Kabar Baik, Angka Kanker Prostat di Dunia Menurun

 

"Padahal, pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun dan mencapai di atas 90 persen (keberhasilan untuk sembuh). Angka ini dapat turun hingga 50 persen apabila ditemukan pada stadium lanjut," kata dr Agus.

Dalam diskusi daring bertajuk World Cancer Day 2021: Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Prostat dengan Inovasi Biopsi Robotik dan Pilihan Terapi Minimal Invasif Lapaaskopi di Masa Pandemi, Rabu (17/2/2021), dr Agus juga menjelaskan, jika pasien dengan kanker prostat didiagnosis atau dideteksi saat stadium lanjut, maka risiko kematian juga meningkat.

"Oleh karena itu, program deteksi dini yang lebih baik dan efisien perlu ditingkatkan," jelasnya.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Tes Deteksi Kanker Prostat Terbaru

Ilustrasi kanker prostatshutterstock Ilustrasi kanker prostat

Pertumbuhan kanker prostat

Diakui dr Agus, banyak kanker prostat tumbuh perlahan dan terbatas pada kelenjar prostat, di mana mereka mungkin tidak menyebabkan kerusakan yang serius.

Sehingga, beberapa jenis kanker prostat yang tumbuh lambat akan mungkin memerlukan sedikit atau bahkan tanpa pengobatan.

Akan tetapi, beberapa jenis kanker prostat lainnya justru bisa bersifat agresif dan dapat menyebar dengan cepat.

Risiko meningkatkan morbiditas dan kematian akibat kanker prostat yang bersifat agresif tersebut juga didukung dengan catatan bahwa hampir semua kanker prostat adalah adenokarsinoma atau jenis karsinoma yang tumbuh dan berkembang di berbagai organ tubuh, terutama yang memiliki kelenjar di dalamnya.

Untuk diketahui, organ tubuh yang memiliki kelenjar di dalamnya selain prostat adalah payudara, paru-paru, esofagus, kolon dan pankreas.

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Meninggal, 5 Fakta Terkait Kanker Prostat

 

Faktanya, kata dia, studi otopsi menunjukkan bahwa banyak terjadi pada pria dewasa dan bahkan beberapa pria yang lebih mudah meninggal karena sebab lain, ternyata juga menderita kanker prostat, meskipun tidak mempengaruhi hidup mereka.

Dalam banyak kasus, kadang pengidap dan dokter bahkan tidak tahu bahwa pasien tersebut mengidap kanker prostat.

Lantas, strategi pengobatan atau pencegahan saja tidak cukup untuk mengendalikan tingginya tingkat kematian terkait penyakit ini.

Maka dari itu, para ahli selalu mengingatkan agar dapat melakukan deteksi dini kanker prostat sejak dini, yaitu ketika masih terbatas pada kelenjar prostat, karena memiliki peluang terbaik untuk pengobatan yang berhasil.

Strategi pengobatan terintegrasi, yang menggabungkan terapi lokal dan seismik, dapat bermanfaat dalam penanganan kanker prostat.

Baca juga: Serba-serbi Kanker Prostat, dari Faktor Risiko, Gejala hingga Deteksi Dininya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com