Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes PCR Tunjukkan Masih Positif Covid-19 Setelah Sembuh, Kok Bisa?

Kompas.com - 14/02/2021, 17:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Pasien yang telah sembuh setelah beberapa pekan terinfeksi virus corona, kembali menunjukkan hasil tes PCR positif Covid-19. Kondisi ini dialami sejumlah pasien Covid-19.

Lantas, apakah pasien Covid-19 ini masih bisa menularkan virus corona?

Orang yang sudah sembuh (Covid-19), walaupun tes PCR (menunjukkan hasil) positif, namun tidak lagi menular," kata Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof. Zubairi Djoerban.

Zubairi menegaskan bahwa hasil tes PCR tidak mencerminkan virus corona yang lengkap. Akan tetapi, yang terdeteksi pada tes tersebut hanya partikel dari virus corona yang tidak lagi menular.

"Laporan (tes positif pada pasien sembuh dari Covid-19), telah diketahui sejak lama, kira-kira enam bulan lalu," jelas Prof Zubairi.

Baca juga: Tes PCR untuk Virus Corona, Benarkah Lebih Efektif Deteksi Covid-19?

 

Prof Zubairi menjelaskan tentang temuan studi yang dilakukan para peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Korea Selatan yang dipublikasikan belum lama ini.

Positif Covid-19 lagi tapi tidak menular

Pada Mei 2020 lalu, para ilmuwan di CDC Korea Selatan, mempelajari 285 orang yang sembuh dari Covid-19 dan dites masih menunjukkan positif virus corona setelah penyakit mereka telah teratasi.

Padahal, pada hasil tes sebelumnya, setelah dinyatakan sembuh, tes PCR menunjukkan negatif virus corona.

Pasien sembuh yang kembali positif Covid-19 berdasarkan tes PCR tersebut tidak ditemukan telah menyebarkan infeksi. Sampel virus corona yang dikumpulkan dari mereka ternyata tidak dapat berkembang biak.

Baca juga: Positif Covid-19 Lewat PCR Mandiri, Kemana Harus Lapor?

Ilustrasi pasien Covid-19 sembuh dari infeksi. Angka recovery rate (rasio kesembuhan) kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat.SHUTTERSTOCK/wavebreakmedia Ilustrasi pasien Covid-19 sembuh dari infeksi. Angka recovery rate (rasio kesembuhan) kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat.

Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengeluarkan partikel virus yang tidak menular atau virus tersebut sudah mati.

Dikutip dari Bloomberg, temuan studi itu dilaporkan pada 18 Mei 2020 lalu.

Bukti ini muncul dari Korea Selatan yang menunjukkan mereka yang telah pulih dari Covid-19 tidak menunjukkan risiko penyebaran virus corona, ketika tindakan jarak fisik dilonggarkan.

Dalam penelitian sebulan sebelum studi ini dipublikasikan, menunjukkan bahwa tes PCR untuk asam nukleat virus corona tidak dapat membedakan antara partikel virus yang sudah mati dan partikel virus yang masih dapat hidup terus.

Baca juga: PCR Deteksi Virus Corona Sudah Mati, Mungkinkah Penyebab Hasil Tes Bisa Positif Palsu?

 

Hal ini berpotensi memberikan kesan yang salah bahwa sesorang yang dites positif terkena virus tetap dapat menularkan penyakitnya.

Studi ini telah membantu menjelaskan perdebatan tentang tes antibodi, yang mencari tanda dalam darah yang mengindikasikan paparan virus corona.

Sebagai hasil dari temuan dalam studi para ilmuwan di Korea Selatan, pihak berwenang mengatakan bahwa berdasarkan protokol kesehatan yang direvisi, orang seharusnya tidak lagi diminta untuk tes negatif untuk virus sebelum kembali bekerja atau sekolah, setelah mereka sembuh dari Covid-19 dan menyelesaikan masa isolasi mereka.

Beberapa pasien Covid-19 telah dites positif lagi untuk virus hingga 82 hari setelah terinfeksi. Hampir semua kasus yang menjalani tes darah memiliki antibodi terhadap virus.

Baca juga: Mengenal GeNose Alat Deteksi Virus Corona, Bisakah Gantikan PCR?

Petugas laboratorium yang meneliti Biokimia Farmasi LIPI melakukan uji validasi deteksi virus corona dari sample swab yang telah diekstrak di Laboratorium Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (31/8/2020). Metode RT-LAMP memiliki sejumlah kelebihan antara lain waktu reaksinya cepat, sekitar satu jam. Sebagai perbandingan, deteksi Covid-19 memakai metode PCR membutuhkan waktu 2-4 jam. RT-LAMP juga digunakan untuk mendeteksi virus influenza, sindrom penapasan akut parah (SARS), dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas laboratorium yang meneliti Biokimia Farmasi LIPI melakukan uji validasi deteksi virus corona dari sample swab yang telah diekstrak di Laboratorium Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (31/8/2020). Metode RT-LAMP memiliki sejumlah kelebihan antara lain waktu reaksinya cepat, sekitar satu jam. Sebagai perbandingan, deteksi Covid-19 memakai metode PCR membutuhkan waktu 2-4 jam. RT-LAMP juga digunakan untuk mendeteksi virus influenza, sindrom penapasan akut parah (SARS), dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

Diduga miliki viral load tinggi

Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo menambahkan bahwa pasien Covid-19 yang telah pulih selama tiga minggu, secara klinis sudah sehat.

Jika saat dites kembali, hasilnya positif Covid-19, Ahmad mengatakan yang terdeteksi oleh tes tersebut hanya sisa materi genetik dari virus corona.

"Partikelnya (virus corona) sudah tercerai-berai, jadi hanya sisa materi genetiknya saja," kata dia.

Baca juga: Mengapa Tes Deteksi Virus Corona Pakai PCR Lebih Lama, Ini Alasannya

 

Menurut Ahmad, kondisi ini bergantung pada jumlah partikel virus corona atau viral load yang masuk saat infeksi pertama kali.

Apabila saat awal infeksi, jumlah virus atau viral load virus corona yang masuk cukup banyak, apalagi dengan gejala Covid-19 yang berat, artinya partikel virus juga semakin banyak yang berada dalam tubuh.

"Maka perlu waktu untuk pembersiha. Namun, tidak semua pasien seperti itu. Saat ini, saya juga sedang meneliti di RS Persahabatan, mayoritas pasien Covid-19 (setelah tes PCR) sudah tidak terdeteksi (positif Covid-19) di hari ke-14," imbuh Ahmad.

Baca juga: Bantu Lawan Corona, GSI Lab Bisa Lakukan 5.000 Tes PCR Per Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com