Namun dengan kebisingan lalu lintas sebagai ganggguan, lagu kawin berkualitas tinggi nampaknya tak memberikan manfaat bagi jangkrik jantan.
"Pada saat yang sama, jangkrik betina memilih untuk kawin dengan jangkrik jantan berkualitas rendah, karena mereka tak dapat mendeteksi perbedaan kualitas panggilan, karena suara buatan manusia. Ini dapat menyebabkan pengurangan atau hilangnya kelangsungan hidup mereka," ungkap Dr Adam Bent, penulis utama studi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa suara buatan manusia itu mengubah cara jangkrik betina saat memilih pasangannya.
Baca juga: Seri Hewan Nusantara: Katak Mini Endemik Selatan Sumatera, Suaranya Senyaring Jangkrik
Dampaknya, perubahan perilaku itu pun dapat memengaruhi kesehatan jantan karena mereka berusaha mengeluarkan lebih banyak energi untuk menghasilkan panggilan kawin yang lebih.
Sementara dampak jangka panjang, kelangsungan populasi serangga ini pun menjadi berkurang.
Suara-suara buatan manusia ini pada akhirnya menjadi tekanan seleksi evolusioner terkini dan membuat sulit untuk memprediksi bagaimana spesies dapat beradaptasi.
"Manusia secara terus menerus mengubah karakteristik lingkungan termasuk melalui produksi anthropogenic noise atau suara yang berasal dari aktivitas manusia," tambah Dr Bent.
Baca juga: Katak Jenis Baru Ditemukan, Suaranya Mirip Jangkrik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.