Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Meteorit Jatuh tapi Tak Ada Fenomena Hujan Meteor, Kok Bisa?

Kompas.com - 02/02/2021, 20:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Suara dentuman keras akibat jatuhnya meteorit selalu menghebohkan warga sekitar lokasi dan netizen di media sosial.

Beberapa kejadian meteor jatuh dan dentuman keras tersebut terjadi di Bali pada 24 Januari 2021, Tapanuli Tengah pada 1 Agustus 2020 dan Lampung pada 28 Januari 2021.

Namun, acap kali peristiwa jatuhnya meteorit yang mengagetkan masyarakat tersebut tidak ada peringatan hujan meteor sebelumnya.

Lantas, kenapa tidak ada peringatan fenomena hujan meteor, tetapi bisa terjadi meteorit jatuh menyentuh permukaan bumi?

Baca juga: Menyingkap Meteor-Sangat Terang di Balik Dentuman Misterius Bali

 

Menanggapi persoalan tersebut, Astronom Amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan bahwa sebenarnya peristiwa jatuhnya meteorit menyentuh permukaan bumi tanpa ada fenomena hujan meteor itu bisa saja terjadi.

"Jadi ini kejadian yang wajar. Menjadi perhatian karena memang jarang terjadi," kata Marufin kepada Kompas.com, Senin (1/2/2021).

Marufin menjelaskan, secara statistik setiap harinya Bumi dihujani oleh 44 ton meteoroid dan memproduksi 17 buah meteorit dengan beragam massa dan ukuran.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Seberapa Sering Meteorit Jatuh ke Bumi?

Ilustrasi meteorit, meteor jatuh ke BumiShutterstock Ilustrasi meteorit, meteor jatuh ke Bumi

"Setiap kilometer persegi (km²) daratan Bumi akan mendapatkan 1 meteorit dalam 50.000 tahun," jelasnya.

Memperhitungkan luas daratan Indonesia yang sebesar 1,9 juta km persegi, maka secara statistik Indonesia didarati oleh 1 buah meteorit dalam setiap 10 hari sekali.

Dikatakan Marufin, jika mempertimbangkan luas wilayah daratan Indonesia yang dihuni baik pedesaan maupun perkotaan, maka secara statistik sekitar setiap 90 hari sekali wilayah Indonesia didarati oleh sebutir batu meteorit apapun tipenya.

Baca juga: Air Rendaman Batu Meteorit yang Jatuh di Lampung Diburu Warga, Ahli Jelaskan Kandungannya

 

Untuk diketahui, secara tradisional batu meteorit ini dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu meteorit Besi (siderit), meteorit Besi-Batuan (siderolit) dan meteroit Batuan (aerolit).

Akan tetapi, meskipun kejadian jatuhnya meteorit menyentuh permukaan Bumi adalah hal yang wajar terjadi, Marufin menegaskan bahwa peristiwa ini tidak begitu pengaruh ke area jatuhnya meteorit tersebut dan sekitarnya.

"Kalau dalam jumlah sedikit massa yang kecil, sesungguhnya tak ada pengaruhnya bagi lingkungan," jelasnya.

Adapun, kandungan unsur Besi yang ada di dalam batu meteorit umumnya akan mudah terlarut ke lingkungan melalui proses-proses pelapukan.

Baca juga: 12 Hujan Meteor yang Bisa Diamati dari Langit Indonesia Sepanjang 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com