Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meteorit Pelangi Ditemukan di Kosta Rika, Batuan Luar Angkasa Langka

Kompas.com - 23/08/2020, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sebongkah batu luar angkasa berukuran kecil mendarat di Kosta Rika pada 23 April 2019. Batu berwarna pelangi yang lunak itu kemungkinan terdiri dari unsur penyusun kehidupan.

Sebelum mendarat di Kosta Rika, bola api seukuran mesin cuci pecah berkeping dan menyebar.

Warga menemukan pecahan batu lunak itu tersebar di antara dua desa, yakni La Palmera dan Aguas arcas.

Pecahan batuan luar angkasa ini tergolong istimewa dan diyakini sebagai sisa-sisa pembentukan tata surya awal.

Baca juga: 21 Tahun Ada di Bumi, Meteorit Mars Akan Dipulangkan NASA

Ahli menduga, batuan ini kemungkinan berasal dari debu nebula berputar yang pada akhirnya membentuk tata surya dan membentuk bintang-bintang kuno.

Meteorit yang dihasilkan peristiwa tersebut disebut Aguas Zarcas dan termasuk langka. Pasalnya, pada batuan itu mengandung kondrit berkarbon yang terbentuk pada saat awal pembentukan tata surya.

Dilansir Live Science, Jumat (21/8/2020), batuan luar angkasa ini mengandung senyawa karbon kompleks. Kemungkinan besar termasuk asam amino (yang bergabung membentuk protein dan DNA) dan mungkin ada bahan penyusun kehidupan lain yang membuat makin kompleks.

Sementara bongkahan batuan lain dari tata surya paling awal menjadi bagian dari planet, yang satu ini tetap utuh dan berubah seiring waktu hanya melalui reaksi kimia yang didorong oleh sinar matahari yang mendorong terciptanya senyawa kimia kompleks.

Meteor sebelumnya yang meledak di Murchison, Australia, pada tahun 1969 memiliki ciri-ciri serupa.

Asam amino yang ditemukan di tanah liatnya dilaporkan Joshua Sokol dalam Science, membantu menyebarkan gagasan bahwa kehidupan di Bumi mungkin berasal dari bahan kimia yang ada di dalam meteorit.

Dan seperti meteorit Murchison, fragmen Aguas Zarcas ini mengandung debu dari Bima Sakti purba, sebelum matahari kita terbentuk.

Sokol mengatakan, studi tentang meteorit baru ini masih belum lengkap.

Namun para peneliti sangat antusias karena mereka dapat memeriksanya dengan menggunakan teknik modern, mencari senyawa organik kompleks — bahkan mungkin protein —yang bahkan jika mereka pernah ada di dalam meteorit Murchison telah lama menghilang, merusak atmosfer bumi.

Untuk diketahui, meteorit Murchison sangat mirip dengan Aguas Zarcas, dan jika Aguas Zarcas mengandung protein maka Murchison mungkin melakukannya juga, meskipun kesempatan untuk mendeteksinya telah hilang.

Sudah ada bukti bahwa asam amino dalam fragmen Aguas Zarcas ini tidak ditemukan di tempat lain di Bumi.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Bukti Dampak Meteorit Raksasa pada Permukaan Bulan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com