Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Baru Virus Corona Terus Bermunculan, Ini 4 Mutasi Virus yang Diketahui

Kompas.com - 01/02/2021, 16:27 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN

"Untuk menghentikan transmisi, kami memerlukan kecepatan yang lebih tinggi dari apa yang kami lakukan untuk memperlambat transmisi. Kami perlu lebih memperhatikan penggunaan masker. Dan kami perlu meningkatkan cakupan vaksin," kata Armstrong.

2. Varian virus corona B.1.351

Varian virus corona yang terdeteksi di Afrika Selatan ini juga dikenal sebagai strain 501Y.V2, yang dilaporkan pertama kali di AS pada Kamis pekan lalu di Carolina Selatan.

Beberapa hari kemudian, varian virus corona Afrika Selatan ini juga ditemukan di Maryland. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), strain virus corona Afrika Selatan ini telah dilaporkan di lebih dari 30 negara.

Baca juga: Bukti Awal, Varian Baru Virus Corona Inggris 30 Persen Lebih Mematikan

 

"Varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan telah menyebar dengan cepat keluar Afrika dan apa yang membuat saya terjaga di malam hari saat ini adalah kemungkinan besar beredar di sejumlah negara Afrika," kata Dr. Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika.

Pola mutasi pada varian virus corona B.1.351 ini berbeda yang tampaknya menyebabkan lebih banyak perubahan fisik pada struktur protein spike, bagian virus yang menginfeksi sel inangnya.

Satu mutasi penting yang disebut dengan E484K, tampaknya telah memengaruhi domain pengikat reseptor. Hal ini membuat para ilmuwan khawatir, sebab perubahan mutasi virus pada strain ini dapat membantunya lolos dari efek vaksin Covid-19.

Baca juga: Apakah Varian Baru Virus Corona Bisa Memengaruhi Hasil Vaksin?

 

"Kabar baiknya adalah vaksin yang ada sekarang masih akan efektif melawan mutan. Kabar serius, saat Anda mendapatkan lebih banyak replikasi, Anda bisa mendapatkan lebih banyak evolusi mutan, yang berarti Anda selalu harus menjadi selangkah lebih maju," kata director of the National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Anthony Fauci.

Tim peneliti di Columbia University, Pusat Penelitian AIDS Aaron Diamond dan tempat lain telah menguji versi mutasi virus yang dibuat di laboratorium terhadap sampel darah orang yang divaksinasi.

Peneliti mengatakan, tampaknya efek vaksinasi agak berkurang, namun tidak cukup melemahkan perlindungan. Akan tetapi, vaksin Covid-19 Novovax telah merilis hasil awal uji klinis dengan efikasi mencapai 89 persen efektif dalam uji coba fase 3 di Inggris.

Sedangkan uji coba fase 2 dengan skala peserta yang lebih kecil juga telah dilakukan di Afrika Selatan, namun hasil sementara efikasi vaksin ini hanya 60 persen.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Brasil Ditemukan di Kota Amazon

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com