Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Pesan Berantai Vaksinasi Covid-19 Jokowi Gagal, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 19/01/2021, 18:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Kenapa hal tersebut saya katakan?

Karena, vaksinasi COVID-19 harus dilakukan booster berulang kali. Disebabkan, berdasarkan penelitian, respon imunitas yang dihasilkan akibat vaksinasi COVID-19, paling lama adalah 3-4 Bulan. Dan maksimal adalah 6 Bulan. Karena itulah vaksinasi COVID-19 harus diulang-ulang terus. Minimal 2x dalam 1 Tahun. Mengulang-ulang vaksinasi (entah sampai kapan) selain menyebabkan kemungkinan ADE seperti yang saya tuliskan diatas, juga dapat menyebabkan kemungkinan masuknya virus mati (Sinovac dan Sinopharm) atau bagian protein dari virus tersebut (seperti vaksin-vaksin lainnya) untuk masuk kedalam sel-sel organ dalam kita (jantung, usus, ginjal, mata, pembuluh darah, dsb).

Hal itu dapat terjadi karena sebagian besar sel-sel organ dalam kita mempunyai enzim ACE2 pada permukaan membran nya. Dan enzim tersebut memudahkan virus hidup COVID-19, virus mati atau bagian protein COVID-19 itu, untuk masuk ke sel organ-organ penting kita. Dan bila itu terjadi, reaksi yang berbahaya yang menyebabkan cacatnya organ-organ tersebut dapat terjadi. Sebagai seorang Presiden, anda harus diselamatkan terlebih dahulu ketimbang bawahan atau rakyat anda. Itulah alasan kenapa saya menyarankan cukuplah 3x saja anda menjadi orang yang pertama kali disuntik vaksin Sinovac.

Demikian surat saya. Bila surat ini penting menurut anda, maka silakan menyebarluaskannya pada bawahan anda dan seluruh rakyat Indonesia. Termasuk juga MUI. Fatwa haram, wajib, atau makruh, tentang vaksinasi COVID-19 beserta booster-boosternya harus dikatakan juga. Bukan hanya halal dan suci saja.

Salam Vaksinasi dr. Taufiq Muhibbuddin Waly Sp.PD

Baca juga: Jokowi Divaksin, Ahli: Laporkan Jika Ada Efek Samping Paska Divaksin Covid-19

Pesan berantai ini diketahui muncul ke sejumlah media sosial seperti Whatsapp dan Facebook, usai vaksinasi Covid-19 perdana yang dimulai dengan penyuntikan vaksin Sinovac kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (13/1/2021) lalu.

Pesan ini ditulis oleh seorang dokter di Cirebon yang menyebut suntikan vaksin Sinovac kepada Presiden Jokowi gagal dan perlu disuntik ulang.

Hasil penelusuran Kompas.com, Selasa (19/1/2021), Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban, angkat bicara menanggapi pesan berantai tersebut melalui cuitan di akun Twitter-nya @ProfesorZubairi.

"Selain Kristen Gray, yang meresahkan lagi adalah beredarnya pesan berantai di media sosial dan WAG (WhatsApp Group) tentang vaksinasi @jokowi yang dianggap gagal dan harus diulang," kata Prof Zubairi.

Baca juga: Vaksinasi Mandiri, Epidemiolog Ingatkan 3T dan Memakai Masker Tetap Prioritas

Mitos metode suntik intramuskular

Banyak jurnalis menanyakan perihal pesan berantai tersebut. Dokter asal Cirebon tersebut mengatakan injeksi vaksin Sinovac seharusnya intramuskular atau menembus otot, sehingga penyuntikkannya harus dilakukan dengan tegak lurus (90 derajat).

Menurut Taufiq, vaksin yang diterima Presiden Jokowi tidak menembus otot, karena tidak 90 derajat. Sehingga dianggap vaksin tidak masuk ke dalam darah, hanya sampai di kulit atau di bawah kulit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com