Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Cuaca Ekstrem Beberapa Hari ke Depan, BMKG Jelaskan Pemicunya

Kompas.com - 19/01/2021, 15:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan mengenai potensi cuaca ekstrem, termasuk curah hujan tinggi, selama beberapa hari ke depan.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Senin (18/1/2021), menjelaskan bahwa kondisi atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Berikut beberapa dinamika atmosfer yang tidak stabil atau labil di wilayah Indonesia:

1. Monsun Asia

Meningkatnya pertumbuhan awan hujan yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dapat dipicu oleh menguatnya Monsun Asia.

Nah, menguatnya Monsun Asia ini ditandai dengan semakin kuatnya aliran angin lintas ekuator di Selat Karimata.

Baca juga: BMKG Ungkap 2 Penyebab Banjir Manado yang Tewaskan 6 Orang

2. Gelombang atmosfer

Kondisi Monsun Asia pembentuk awan hujan tersebut juga diperkuat oleh pengaruh hadirnya gelombang atmosfer ekuatorial tropis Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia.

Dwikorita mengatakan, kehadiran MJO tersebut dapat bersuperposisi dengan penguatan Monsun Asia yang dapat disertai munculnya fenomena seruakan dingin (cold surge) di Laut China Selatan.

3. Sirkulasi siklonik

Selain Monsun Asia dan gelombang atmosfer MJO serta Rossby, ternyata BMKG juga mengamati adanya beberapa sirkulasi siklonik di selatan Indonesia dan utara Australia.

Sirkulasi siklonik ini menyebabkan terbentuknya belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi), sehingga hal ini meningkatkan pertumbuhan gugus awan supersel yang berpotensi menimbulkan curah hujan tinggi.

Cuaca ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat atau petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.

Baca juga: BMKG: Waspada Banjir dan Potensi Multi Bahaya Sepekan ke Depan, Ini Wilayahnya

Puncak musim hujan masih sampai Februari

Sementara itu, puncak musim hujan di Indonesia diprediksi berlangsung pada Januari-Februari 2020, sehingga masyarakat diminta untuk mewaspadai adanya potensi curah hujan tinggi dan risiko cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi yang mungkin muncul.

"Saat ini, tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 94 persen dari 342 Zona Musim telah memasuki musim hujan," kata Dwikorita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com