KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) memperingatkan mengenai potensi cuaca ekstrem, termasuk curah hujan tinggi, selama beberapa hari ke depan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Senin (18/1/2021), menjelaskan bahwa kondisi atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Berikut beberapa dinamika atmosfer yang tidak stabil atau labil di wilayah Indonesia:
1. Monsun Asia
Meningkatnya pertumbuhan awan hujan yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dapat dipicu oleh menguatnya Monsun Asia.
Nah, menguatnya Monsun Asia ini ditandai dengan semakin kuatnya aliran angin lintas ekuator di Selat Karimata.
Baca juga: BMKG Ungkap 2 Penyebab Banjir Manado yang Tewaskan 6 Orang
2. Gelombang atmosfer
Kondisi Monsun Asia pembentuk awan hujan tersebut juga diperkuat oleh pengaruh hadirnya gelombang atmosfer ekuatorial tropis Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia.
Dwikorita mengatakan, kehadiran MJO tersebut dapat bersuperposisi dengan penguatan Monsun Asia yang dapat disertai munculnya fenomena seruakan dingin (cold surge) di Laut China Selatan.
3. Sirkulasi siklonik
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan