Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Bangun Teleskop Super Mahal untuk Selidiki Misteri Big Bang

Kompas.com - 14/01/2021, 18:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Badan antariksa nasional Amerika Serikat (NASA) berencana meluncurkan misi untuk menyelidiki misteri Big Bang

Peristiwa terbentuknya alam semesta ini masih menjadi misteri hingga kini dan masih terus mencoba diungkap oleh para ilmuwan.

Teori Big Bang adalah peritiwa ledakan dahsyat yang diyakini menjadi awal mula terbentuknya alam semesta.

Teori tersebut menyebut jika alam semesta awalnya dalam keadaan panas dan padat, yang kemudian meledak dan mengembang.

Kini ilmuwan berusaha untuk mencari bukti mengenai teori big bang ini.

Baca juga: Astronom Buktikan Munculnya Lubang Hitam Supermasif Setelah Big Bang

 

Seperti dikutip dari The Independent, Kamis (14/1/2021) untuk mendukung rencana itu, NASA pun membangun sebuah teleskop luar angkasa baru.

Teleskop tersebut Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization and Ices Explorer (SPHEREx).

SPHEREx memiliki tiga tujuan utama, yaitu mencari bukti Big Bang dan memetakan pola galaksi yang dihasilkan yang berasal dari ekspansi, sehingga dapat memberikan lebih banyak informasi kepada fisikawan mengenai pembentukan alam semesta.

Sementara tujuan kedua adalah mempelajari cahaya redup yang ditinggalkan oleh semua galaksi di alam semesta untuk memahami bagaimana galaksi tersebut terbentuk.

Baca juga: Astronom Temukan Bukti Ledakan Terbesar Sejagat setelah Big Bang

Ilustrasi alam semestaShutterstock Ilustrasi alam semesta

Terakhir, teleskop SPHEREx akan mencari air es dan molekul organik beku yang dapat membantu para ilmuwan lebih memahami seberapa sering materi penopang kehidupan terbentuk.

 

Jadi memberikan gambaran lebih baik tentang kehidupan di luar bumi bisa berkembang.

SPHEREx sendiri akan diluncurkan antara Juni 2024 dan April 2025, sebelum akhirnya memulai misi selama dua tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, teleskop akan memetakan seluruh langit empat kali menggunakan spektroskopi untuk mendeteksi suatu material dan terbuat dari apa material tersebut.

Teknologi dimungkinkan karena unsur kimia menyerap dan memancarkan panjang gelombang cahaya secara berbeda.

Baca juga: Begini Bentuk Molekul Pertama di Alam Semesta Setelah Big Bang

 

Peta yang dibangun dari informasi SPHEREx juga dapat memperkirakan jarak suatu objek dari Bumi, artinya akan menjadi tiga dimensi.

"Ini seperti beralih dari gambar hitam-putih ke teknologi warna," kata Allen Farrington, manajer proyek SPHEREx di Jet Propulsion Laboratory NASA.

Tim SPHEREx sendiri akan menghabiskan 29 bulan untuk membangun komponen misi sebelum memasuki fase berikutnya, yaitu pengujian dan peluncuran.

Biaya pembuatan teleskop SPHEREx secara keseluruhan akan mendekati $250 juta. Angka tersebut berdasarkan perkiraan yang dibuat ketika misi diumumkan pada 2019 lalu.

Baca juga: Apa yang Terjadi Sebelum Big Bang? Stephen Hawking Menjawabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com