Sedikitnya ada 216 partisipan dalam uji coba vaksin yang dikembangkan UQ dan CSL.
Dalam uji coba tersebut, peneliti menemukan vaksin virus corona tersebut menghasilkan antibodi tambahan yang telah menggagalkan tes HIV, sehingga mengarah pada hasil positif palsu.
Jika pengembangan vaksin virus corona yang dilakukan Pfizer/BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi mesengger RNA (mRNA), ilmuwan Australia menggunakan teknologi penjepit molekuler.
Teknologi penjepit molekuler pada vaksin University of Queensland (UQ) menggunakan dua fragmen protein yang ditemukan pada HIV yang digunakan untuk menyatukan bagian penting dari virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, sehingga sistem kekebalan dapat belajar mengenalinya.
Baca juga: Pertama Kalinya Uji Coba Vaksin Corona pada Manusia di Australia
Dengan demikian, teknologi pengembangan vaksin tersebut akan memungkinkan tim peneliti untuk mempercepat proses pengembangan vaksin.
Peneliti juga telah menegaskan bahwa vaksin yang mereka kembangkan tidak menimbulkan implikasi kesehatan yang merugikan dan tidak menyebabkan infeksi HIV.
Profesor Young menambahkan bahwa tim peniliti tidak mengantisipasi reaksi 'positif palsu', dan menegaskan kembali bahwa teknologi penjepit molekuler yang digunakan aman dan efektif.
Kendati demikian, keputusan untuk menghentikan pengembangan vaksin Covid-19 lebih lanjut tetap dilakukan setelah berkonsultasi dengan pemerintah Australia dan CSL.